ChanelMuslim.com – Ada fakta-fakta menarik dari pembebasan Al Aqsa yang dilakukan di era Shalahuddin. Pembebasan Palestina bukanlah hal yang instan dan otomatis.
Para pendahulu telah memberikan contoh betapa Palestina adalah negeri yang sangat penting untuk dibebaskan.
Baca Juga: Cara Mendidik Anak agar Mencintai Al-Aqsa
Fakta-fakta Pembebasan Al Aqsa pada Masa Shalahuddin
Itulah yang membuat Umar bin Khattab dan Shalahuddin benar-benar mencurahkan hidupnya untuk pembebasan Palestina.
Dikutip dari channel telegram Generasi Shalahuddin, setidaknya ada 3 fakta penting yang perlu kamu tahu tentang pembebasan Palestina di era Shalahuddin.
Fakta-fakta ini akan menjadi jawaban bagi kita, bahwa jalan menuju Baitul Maqdis adalah target kita selanjutnya. Allah memberikan kita tawaran untuk kembali membebaskan Baitul Maqdis dari penjajahan yang memilukan. Memilih kamu dan aku, jika kau mau tentunya.
Perta, Shalahuddin Al Ayyubi hidup ketika Palestina terbagi menjadi 5 negara salib yang mencengkram tanah Syam.
Dunia Islam sedang pecah-pecahnya, sesama negeri muslim malah mementingkan diri sendiri. Banyak anak-anak muslim yang tidak mengenal Islam dan ilmu-ilmu agama.
Di sanalah Shalahuddin memainkan perannya untuk menyatukan negeri-negeri muslim dalam persatuan yang padu.
Sebab ia tahu, ketika dunia Islam terpecah belah, Palestina tidak akan pernah kembali ke pangkuan kaum Muslimin. Ia juga terkenal sebagai tokoh pendidikan yang membangun ratusan sekolah agama yang mengajarkan anak-anak muda muslimin semangat membebaskan Al Aqsa.
Shalahuddin menyatukan negeri-negeri di Syam, sebagian Iraq dan Mesir. Negeri-negeri itu adalah kunci pembebasan Palestina, sebuah rencana yang dilakukan juga oleh Umar bin Khattab.
Kedua, Shalahuddin adalah tokoh final yang menjadi akhir estafet para kesatria kesatria hebat sebelumnya yang ingin membebaskan Palestina.
Di sini kita akan melihat bahwa Shalahuddin meneruskan perjuangan Sultan Nuruddin Zanki. Nuruddin Zanki melanjutkan perjuangan Ayahnya, Imaduddin Zanki. Kesemuanya adalah para pendekar yang membuat gentar pasukan salib.
Sebelum wafatnya, Nuruddin Zanki telah membuat mimbar yang ia bertekad akan menaruhnya di Al Aqsa ketika bebas.
Namun, beliau syahid sebelum bisa mewujudkan mimpi besarnya. Ternyata, 13 tahun kemudian Shalahuddin benar-benar membawa mimbar Nuruddin di Al Aqsa ketika bebas.
Dan yang ketiga, Shalahuddin memiliki 250 ribu tentara yang siap siaga bertempur kapan pun, tetapi mengapa di pertempuran terbesar melawan Pasukan Salib, ia hanya membawa 13 ribu pasukan?
Shalahuddin Al Ayyubi sangat memerhatikan akhlak, ibadah dan ketaatan pasukannya pada Allah.
Setiap malam ia menginspeksi pasukannya: mana yang shalat malam, mana yang beribadah, berzikir. Ia tak mau Baitul Maqdis gagal dibebaskan karena maksiat pasukannya.
Untuk itulah ia memilih 13 ribu pasukan terbaik yang paling berkualitas ibadahnya, dan itulah kunci yang membuat Shalahuddin memenangkan pertempuran Hitthin melawan 60 ribu pasukan Salib.
Ia berhasil merontokkan 30 ribu pasukan, dan menawan 30 ribu sisanya.
Sejarah Shalahuddin memberi inspirasi pada kita bahwa memenangkan Baitul Maqdis adalah tugas dan tanggungjawab sejarah kita pada Allah dan RasulNya. [Cms]