ChanelMuslim.com- Hati itu seperti cermin. Cermin yang bersih akan menampakkan bayangan yang bening. Cermin yang bernoda akan memunculkan bayangan yang kotor.
Suatu kali, Imam Syafi’i curhat dengan gurunya tentang buruknya hafalan yang ia alami. Sang guru memerintah beliau untuk meninggalkan maksiat.
Sang guru juga mengajarkan bahwa ilmu itu cahaya. Dan cahaya Allah tidak akan menerangi hati yang bermaksiat.
Kisah hikmah itu mengajarkan tentang pentingnya kebersihan hati. Seperti halnya mata, hati mungkin juga bisa terkena katarak, semacam noda yang menutupi fungsi penglihatan.
Al-Qur’an menyebutnya dengan ‘rona’. Seperti tercantum dalam Surah Al-Muthaffifin ayat 14: Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu menutupi hati mereka.
‘Rona’ atau noda yang menempel dalam hati itu merupakan dampak akumulatif dari apa yang dikerjakan seseorang.
Satu kali orang bermaksiat, satu titik noda melekat di hati. Ketika yang berikutnya dan berikutnya dilakukan, noda pun bisa menutupi seluruh permukaan hati. Dan, hati pun menjadi gelap.
Apa yang terjadi dengan hati yang gelap? Banyak hal. Seperti yang disampaikan guru Imam Syafi’i tadi, akan menghalangi datangnya cahaya Allah. Orang pun tidak mampu membedakan mana yang baik dan buruk. Walaupun perbedaan itu begitu jelas.
Dengan kata lain, mata hatinya buta. Kebenaran yang begitu terang benderang, baginya masih samar.
Hati yang gelap akan menjadikan hati kehilangan sensitivitas. Ia tidak lagi lembut seperti aslinya. Melainkan mengeras. Bahkan bisa lebih keras dari batu.
Hati yang seperti ini menjadikan seseorang tidak merasa perlu berdekat-dekatan dengan Allah. Ia tidak mampu menangkap kebaikan di situ.
Hati yang keras hanya akan sejalan dengan dunia yang keras atau dunia materi. Semua orientasi hidupnya menjadi tak jauh pada satu arah: nafsu atau hawa.
Lembutkan hati dengan banyak berzikir, bertilawah Al-Qur’an, dan shalat. Ketika air mata mengalir di saat-saat itu, sebenarnya kita sedang menyiramkan hati dengan kesejukan.
Periksalah hati seperti Imam Syafi’i memeriksa keadaan hatinya. Berusahalah untuk jauh-jauh dari maksiat. Karena cahaya Allah tak akan menerangi hati yang gelap. [Mh]