ChanelMuslim.com- Hidup ini rahasia Allah. Tak seorang pun bisa memilih dari rahim siapa ia akan dilahirkan. Dan tak seorang pun bisa memastikan, dalam keadaan apa ia akan meninggalkan kehidupan.
Begitu beruntung mereka yang memperoleh husnul Khatimah atau akhir hidup yang baik. Karena akhir yang baik itulah yang menentukan seperti apa keadaannya di akhirat kelak.
Dalam hadis shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisahkan tentang seorang pembunuh. Ia sudah membunuh 99 nyawa, tapi ingin sekali bertaubat.
Ia sangat kecewa ketika seorang ahli ibadah menyangsikan taubatnya akan diterima. Karena menurut orang itu, membunuh itu dosa yang sangat besar. Satu nyawa saja dosanya besar, apalagi 99 nyawa.
Pembunuh 99 nyawa ini pun marah besar. Karakter pembunuhnya kumat mendengar jawaban itu. Ia pun membunuh ahli ibadah itu. Hingga total korbannya menjadi 100 orang.
Beruntungnya, ia bertemu dengan ahli ilmu yang soleh. Orang itu menjelaskan bahwa Allah Maha Pengampun. Dengan catatan, si pembunuh harus hijrah ke lingkungan yang baik agar taubatnya menjadi baik.
Ia begitu bahagia mendengar penjelasan itu. Ia bergegas menuju lingkungan baik yang ditunjukkan ahli ilmu itu. Sayangnya, di tengah perjalanan, pembunuh ini wafat.
Dua malaikat berbeda pendapat tentang akhir nasib pembunuh ini. Malaikat azab mengklaim bahwa pembunuh ini tanggung jawabnya. Tapi malaikat rahmat mengklaim sebaliknya.
Allah subhanahu wata’ala mengutus malaikat penengah untuk memastikan akhir nasib dari si pembunuh. Setelah diukur lokasi jasad si pembunuh, ternyata ia lebih dekat dengan lingkungan baik yang ia tuju daripada lingkungan buruk yang ia tinggalkan.
Si pembunuh pun diputuskan sebagai husnul khatimah. Ia menjadi tanggung jawab malaikat rahmat dan akan masuk surga.
Tentang ini, juga dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadis takdir. Di antaranya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, tidaklah seseorang yang tidak ada jarak antara dirinya dengan surga tapi karena takdir buruk mendahuluinya, ia melaksanakan perbuatan buruk (saat akhir hidupnya), kemudian ia masuk neraka.
Begitu pun sebaliknya. Tidaklah seseorang yang tidak ada jarak antara dirinya dengan neraka tapi karena takdir baik mendahuluinya, ia melaksanakan perbuatan baik (saat akhir hidupnya), kemudian ia pun masuk surga.
Masya Allah. Kalau melihat keadaan ini, tidak ada doa yang paling penting untuk diucapkan selain memohon husnul khatimah. Karena hanya Allah yang berkuasa menentukan akhir baik atau buruk seseorang.
Apalah arti seseorang dikatakan soleh, alim, atau sebutan baik lain jika akhir hidupnya su’ul khatimah atau akhir yang buruk. Na’udzubillah min dzalik.
“Ya Allah, wafatkanlah kami dalam husnul khatimah, wafatkan kami dalam akhir hidup yang baik.” [Mh]