chanelmuslim.com – Kerena sebuah pengumuman dari sebuah brand Roti ternama terkait Aksi 212, telah memicu berbagai reaksi dari netizen. Pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk pun menjadi trending topik.
Strategi komunikasi bisnis yang sangat disayangkan banyak pihak karena hampir seluruh rakyat, tidak mengaitkan pembagian roti gratis di Aksi 212 dengan perusahaan roti yang bersangkutan secara langsung. Ada pula netizen yang membaca bahwa pengumuman yang dikeluarkan perusahaan roti tersebut seperti dalam tekanan pihak tertentu.
Berikut ini kisah awal mula pembagian sari roti gratis bagi para mujahid Aksi 212 yang dikutip dari akun facebook Setiyardi.
Sosok Anonim Dibalik Sari Roti
Ah, Sari Roti. Hari ini saya sungguh kecewa denganmu. Kalian membuat pengumuman resmi bahwa tak terlibat pada aksi 212 kemarin. Seolah aksi itu “kegiatan politik” yang harus dihindari. Bahkan disebut pembagian roti gratis itu tanpa ijin resmi dari Sari Roti. Juga dibilang bahwa kalian mendukung NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. [Padahal aksi 212 tak anti NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika]. Ini respon atas viral posting AA Gym, Habib Rizieq Shihab dan lain lain. Ah, sungguh lebay.
Memang benar itu bukan kegiatan charity dari Sari Roti. Itu inisiatif seorang sahabat saya, sebut saja namanya “Abdullah”, hamba Allah, yang ingin berbagi pada para mujahid 212. [Berikut saya tautkan dua foto persiapan yang belum pernah dipublish]. Jam 4 subuh dia kumpulkan puluhan gerobak Sari Roti, dan membayar dengan cash. Si Abdullah itu ikhlas, anonim, dan hingga kemarin tetap berharap itu dianggap memang aksi simpatik dari [pedagang] Sari Roti sahaja.
Dan para pedagang keliling Sari Roti itu sangat antusias. Jam 4.30, usai adzan Subuh, semua sudah stand by di Stasiun Gondangdia, siap menuju Monas. Sayangnya salah satu gerobak, milik Rodi, tertabrak motor. Rantai gerobaknya putus. Betis Si Abang terluka cukup parah. Oleh “Abdullah” diberi uang untuk berobat. Roti di gerobaknya lantas dipindahkan ke gerobak lainnya. Bang Rodi terpaksa dibonceng rekannya untuk membagikan roti secara langsung ke para mujahid.
Tapi hari ini saya sungguh kecewa dengan pengumuman Sari Roti. Saya punya teman kuliah di UGM, Engelin Wijaya, yang sempat jadi Direktur Sari Roti se-Indonesia [PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.] Dia pernah bercerita bahwa Sari Roti itu menerapkan sistem “beli-putus”, bukan konsinyasi kepada pengecernya. So, lantas apa dasar Sari Roti bilang kegiatan bagi-bagi roti itu tanpa ijin resmi? Mengapa begitu khawatir dikaitkan dengan aksi 212? Bukankah perusahaan Jepang memiliki etos Bushido, semangat membela keadilan?
Ah, Sari Roti … (w)