ChanelMuslim.com – Setelah sebelumnya membahas perumpamaan dalam ayat 17, surat Al-Baqarah ayat 18 juga menjelaskan perumpamaan lain. Lebih tepatnya, orang-orang yang dijelaskan sebelumnya itu seperti orang yang tuli, buta, dan bisu. Bukan dalam artian sesungguhnya, melainkan maksudnya adalah tentang pemahaman mereka.
Baca Juga: Surat Al-Baqarah Ayat 15, Allah Membiarkan Mereka Teroambang-ambing dalam Kesesatan
Surat Al-Baqarah Ayat 18, Mereka Tuli, Bisu, dan Buta
صُمٌّ بُكْمٌ عُمْىٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ ﴿١٨﴾
“Mereka tuli, bisu dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali.(QS. Al-Baqarah[2]: 18)
Dikutip dari channel telegram TAFSIF AL-QUR’AN, tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Ali Ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna summun bukmun ‘umyun, bahwa mereka tidak dapat mendengar petunjuk, tidak dapat melihatnya, dan tidak dapat memahaminya.
Hal yang sama dikatakan pula oleh Abul Aliyah dan Qatadah Ibnu Di’amah.
Fahum la yarji’una, menurut Ibnu Abbas mereka tidak dapat kembali ke jalan hidayah. Hal yang sama dikatakan pula oleh Ar-Rabi’ Ibnu Anas.
As-Saddi meriwayatkan berikut sanadnya sehubungan dengan makna firman-Nya, “Summun bukmun ‘umyun fahum la yarji’una,” yakni mereka tidak dapat kembali kepada Islam.
Baca Juga: Surat Al-Baqarah Ayat 17, Perumpamaan seperti Orang yang Menyalakan Api
Mereka Tidak Dapat Bertaubat
Sedangkan menurut Qatadah, mereka tidak dapat kembali itu maksudnya tidak dapat bertaubat dan tidak pula mereka ingat.
Sementara itu, menurut Tafsir Hamka meskipun telinga mendengar, mulut dan mata bisa melihat, tetapi kalau panca indera yang lahir itu telah putus hubungannya dengan batin, samalah artinya dengan tuli, bisu dan buta.
Mengapa mereka menjadi tuli, bisu dan buta? Batin mereka telah ditutup oleh suatu pendirian salah yang telah ditetapkan, intisari agama Yahudi ajaran asli Nabi Musa telah hilang, dan yang tinggal hanya bingkai dan bangkai.
Mereka bertahan pada huruf-huruf, tetapi mereka tidak peduli lagi pada isinya. Mereka menyangka mereka lebih di dalam segala hal, padahal karena menyangka lebih itulah mereka menjadi serba kurang.
Sahabat Muslim, hal ini juga bisa menjadi pengingat untuk kita agar mau terus mempelajari Islam dan berusaha mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. [Cms]