ChanelMuslim.com – Setiap kita unggul dalam satu hal dan lemah dalam hal lainnya. Hal ini dijelaskan oleh K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc.
اُنْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ وَلَـلْاٰ خِرَةُ اَكْبَرُ دَرَجٰتٍ وَّاَكْبَرُ تَفْضِيْلًا
“Perhatikanlah bagaimana Kami melebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Dan kehidupan akhirat lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaannya.” (QS. Al-Isra’: 21)
Allah menciptakan manusia dengan rezeki yang saling melengkapi
Masing-masing orang diberi kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Ada yang unggul dalam kedokteran.
Ada yang unggul di bidang manajemen. Ada yang unggul dalam bidang-bidang lainnya. Masing-masing unggul dalam suatu bidang.
Allah tidak menyebutkan siapa yang lebih unggul tersebut
Demikian pula yang kalah keunggulannya. Karena masing-masing punya kelebihan dan keunggulan.
Dokter yang punya kelebihan dan keunggulan atas yang lain memerlukan orang lain yang mendukung berbagai kebutuhan hidupnya berupa makanan, pakaian dan lainnya.
Jadi, dokter unggul di satu bidang kehidupan tetapi tidak pada bidang-bidang kehidupan lainnya.
Dokter yang menguasai ilmu kedokteran memerlukan insinyur untuk membangun rumah atau gedung yang ditempatinya. Demikian pula memerlukan orang lain yang menyiapkan berbagai kebutuhannya.
Baca Juga: Ujian Keterunggulan
Setiap Kita Unggul dalam Satu Hal
Jadi, setiap kita unggul di satu hal dan lemah pada hal-hal lainnya. Kita bahkan memerlukan petugas kebersihan yang membersihkan ruangan atau membawa sampah ke tempat pembuangan.
Karena itu, jangan sekali-kali ada orang yang meremehkan pekerjaan orang lain, atau mengatakan saya lebih baik darinya, hanya karena dia bekerja sebagai petugas kebersihan sedangkan saya dokter atau insinyur.
Karena masyarakat tidak bisa saling melengkapi kecuali dengan kita semua. Dari pekerjaan yang paling kecil sampai yang paling besar.
Agar masyarakat saling terikat, tumbuh dan hidup maka Allah mengikat semuanya dengan rezeki.
Hingga setiap orang melakukan pekerjaannya dengan ridha untuk mendapatkan rezekinya dan rezeki anak-anaknya, bahkan mencari pekerjaan untuk mendapatkan rezekinya.
Proses ini diperlukan dan sangat indah. Karena jika kita semua menjadi dokter atau insinyur, lalu siapa yang menyiapkan sarapan pagi untuk kita? Siapa yang membersihkan ruangan? Siapa yang bertani dan berdagang?
Masyarakat yang individu-individunya tidak saling melengkapi pasti mengalami kerusakan.
Tidak bisa bertahan hidup. Allah menghendaki masing-masing kita memiliki kelebihan dan keunggulan di satu hal atau bidang yang bermanfaat bagi masyarakat seluruhnya agar kehidupan berjalan normal.
Karena itu, jangan pernah serakah ingin menguasai semua bidang dan lini rezki lalu merusak ekosistem yang telah diciptakan Allah.
Bila keserakahan ini terus diperturutkan pasti terjadi kerusakan, ketimpangan bahkan kerusuhan sosial.[ind]