ChanelMuslim.com – Sahabat Muslim, melakukan tabayun artinya kita memeriksa kembali informasi atau berita yang kita dapatkan. Hal ini sangat penting dilakukan karena tidak semua yang kita dengar adalah benar.
Kalau misalnya sesuatu yang kita dengar itu sekalipun benar, maka bisa juga hal tersebut tidak pantas untuk disebarkan ke orang lain.
Baca Juga: Mencerna Opini dan Hoaks
Pentingnya Melakukan Tabayun ketika Menerima Informasi
Dikutip dari Alfahmu.id, website resmi Ustaz Farid Nu’man Hasan, Mujahid Rahimahullah bercerita:
أرسل رسول الله الوليد بن عقبة إلى بني المصطلق ليُصدّقهم، فتلقوه بالصدقة، فرجع فقال: إن بني المصطلق قد جمعت لك لتقاتلك -زاد قتادة: وإنهم قد ارتدوا عن الإسلام-فبعث رسول الله خالد بن الوليد إليهم، وأمره أن يتثبت ولا يعجل. فانطلق حتى أتاهم ليلا فبعث عيونه، فلما جاءوا أخبروا خالدا أنهم مستمسكون بالإسلام، وسمعوا أذانهم وصلاتهم، فلما أصبحوا أتاهم خالد فرأى الذي يعجبه، فرجع إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فأخبره الخبر، فأنزل الله هذه الآية. قال قتادة: فكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: “التَّبيُّن من الله، والعَجَلَة من الشيطان“.
Rasulullah mengutus Al Walid bin ‘Uqbah menuju Bani Al Mushthaliq untuk mengambil zakat mereka, lalu mereka memberikan zakat kepadanya, lalu Al Walid pulang, kemudian berkata, “Sesungguhnya Bani Mushthaliq telah berkumpul untuk memerangi Engkau (Rasulullah) –Qatadah menambahkan: mereka telah murtad dari Islam.”
Maka, Rasulullah mengutus Khalid bin Al Walid kepada mereka, dan memerintahkannya untuk menginvestigasi (tatsabbut) dan jangan tergesa-gesa. Lalu, Khalid pun berangkat sampai kepada mereka di malam hari, kemudian menyebarkan mata-matanya.
Ketika mereka (mata-mata) itu datang, mereka memberikan kabar kepada Khalid bahwa Bani Al Mushthaliq masih konsisten terhadap Islam, mereka masih mendengarkan azan dan shalatnya mereka.
Pagi harinya, Khalid sendiri yang mendatangi mereka (Bani Al Mushthaliq) maka Khalid melihat keadaan mereka yang mengagumkan baginya.
Lalu, Khalid kembali kepada Rasulullah dan memberikan kabar kepadanya. Maka Allah menurunkan ayat ini.”
Qatadah berkata, “Maka, Rasulullah bersabda, “Tabayun (meneliti berita) itu dari Allah, dan tergesa-gesa itu dari syaitan.” (Imam Ibnu Katsir, Tafsir Al Quran Al ‘Azhim, 7/372)
Ayat apakah yang dimaksud turun setelah kejadian itu?
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Q.S. Al Hujurat: 6)
Lebih dari satu ulama salaf yang mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan peristiwa di atas, seperti Ibnu Abi Laila, Yazid bin Ruman, Adh Dhahak, Muqatil bin Hayyan, dan lainnya.
Pelajaran Penting yang bisa diambil adalah jangan tergesa-gesa menerima, mempercayai, dan menyikapi berita, apalagi menyebarkannya.
Baca Juga: Asosiasi Guru Agama Pertanyakan Upaya Penggabungan Pendidikan Agama-PKN
Berdusta apabila Selalu Mengatakan Setiap yang Didengar
Dari Hafsh bin ‘Ashim Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi bersabda:
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seseorang dikatakan berdusta jika dia selalu mengatakan setiap apa-apa yang dia dengar.” (H.R. Muslim No. 6)
Ustaz Farid mengingatkan agar kita selalu memeriksa berita, apalagi yang menyangkut aib dan kehormatan saudara sesama muslim.
Adil dalam menerima berita. Bertabayun jangan hanya ketika ada berita buruk tentang orang yang kita sukai, tapi kita tidak bertabayun ketika ada berita buruk tentang orang yang kita musuhi, sebab itu termasuk curang dalam timbangan.
Bertabayun juga hendaknya dillakukan langsung kepada sumber yang diberitakan agar mendapatkan penjelasan, data, dan fakta primer tingkat tinggi atau kepada orang dekatnya yang tahu masalahnya, terpercaya, dan jujur.
Apabila tidak ada akses sama sekali, maka lebih baik diam dan jangan ikut-ikutan menambah keruh suasana dengan komentar-komentar yang tidak perlu, dan jangan pula langsung share info.
Kalau pun infonya benar dan valid, maka perlu dipertimbangkan, apakah berita ini pantas disebar dan pantaskah berita ini jadi viral?
Lihat mashlahat dan madharatnya. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang tidak mudah menyebarkan berita sebelum melakukan tabayun dan pertimbangan kemaslahatannya. [Cms]