ChanelMuslim.com – Universitas Mataram mengabdi untuk masyarakat pesisir Ampenan dengan mengolah sampah untuk tanam hidroponik. Kelompok Riset Kelautan, Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Mataram (Unram) bekerja sama dengan owner Sengaja Berkebun dan warga pesisir Ampenan menggelar demonstrasi dan pelatihan menanam sayur hidroponik menggunakan media sampah plastik dan styrofoam.
Kegiatan ini melibatkan para nelayan, buruh nelayan, ibu rumah tangga dan remaja di pesisir pantai kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
Sampah plastik bekas minuman kemasan dan sampah styrofoam banyak ditemukan menumpuk di pesisir pantai.
Jika sampah tersebut dibakar, akan terbawa angin dan berbahaya bagi warga sekitar karena akan mengakibatkan kebakaran. Namun jika dibiarkan, sampah akan menumpuk di laut dan terbawa angin.
Oleh warga pesisir, sampah plastik utuh bekas minuman umumnya akan dikumpulkan warga untuk dijual ke pengepul plastik dengan harga yang sangat murah.
Sementara itu, sampah styrofoam akan dibuang begitu saja di sekitar muara pantai dengan harapan akan terbawa arus pantai. Inilah yang menarik warga pesisir untuk ikut dalam kegiatan ini.
Baca Juga: Mengenal Aplikasi Belajar Kelola Sampah untuk PAUD
Universitas Mataram Olah Sampah untuk Tanam Hidroponik
Kegiatan pelatihan diawali dengan penjelasan Sri Puji Astuti, M.Si mengenai bahaya sampah plastik dan styrofoam bagi laut dan kesehatan warga pesisir, dilanjutkan dengan demonstrasi membuat media hidroponik dari sampah yang dibimbing langsung oleh owner Sengaja Berkebun, Zein.
Dalam pemaparannya, Puji, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa sedikitnya sekitar 2 truk sampah plastik setiap harinya mengalir di sungai-sungai dan berakhir di pesisir laut Ampenan, hal ini akan berbahaya bagi keberlangsungan ekosistem estuary dan laut.
“Saat ini, sampah plastik adalah jenis sampah yang paling mendominasi ditemukan di laut dibanding jenis sampah lain. Ada beberapa faktor penyebab pengecilan ukuran plastik, secara biologis, ada peran jamur, bakteri, predator dan organisme tingkat tinggi. Secara kimia, dipengaruhi oleh hidrolisis dan oksidasi, dan secara fisik dipengaruhi oleh pencucian, sinar matahari, iklim, dan tekanan mekanis,” imbuhnya.
Puji melanjutkan, selain memberikan pengetahuan mengenai cara memanfaatkan sampah plastik dan styrofoam menjadi media tanam tanaman sayur hidroponik, kegiatan ini juga mengedukasi warga untuk membiasakan makan sayur sebagai bagian dari hidangan utama di meja makan dan membentuk pola hidup sehat, makan sayur mayur sama pentingnya dengan makan ikan.
Selain memperoleh penjelasan secara langsung, warga juga diajarkan teknik menanam dan memanen sayur hidroponik.
”Pelatihan ini tidak hanya berakhir sampai di sini, tim pengabdian Universitas Mataram untuk warga pesisir akan tetap melakukan pendampingan dan evaluasi, guna memberdayakan dan mengedukasi warga pesisir untuk kesejahteraan dan keberlangsungan ekosistem laut,” tukasnya sebelum mengakhiri kegiatan pagi itu.[ind/Puji]