ChanelMuslim.com – Jejak Tangisan Kerinduan, Oleh: Ustadz Umar Hidayat, M.Ag
Bertanyalah Kholid bin Ma’dan kepada Mu’adz: “Wahai Mu’adz, sampaikan kepadaku satu hadits yang pernah engkau dengar dari Rosulullah SAW?”
Belum juga terjawab, suasana terjeda, hening dan membisu. Mu’adz menangis pelan dan makin menderas mencucurkan airmatanya. Terus tak berhenti. Lama sekali Muadz menangis hingga terkira ia tidak akan menghentikan tangisannya itu. Tetiba sambil sesenggukan mereda tangisan, Muadz terdiam lalu berkata;
“Duhai betapa rindunya aku kepada Rasulullah SAW sehingga aku merasa sangat ingin bertemu dengan Baginda Rasulullah SAW.”
Baca Juga: Jejak Islam di Ibu Kota Hongaria
Jejak Tangisan Kerinduan
Demikian Ibnu al Mubarok telah meriwayatkan dengan sanadnya dari Kholid bin Ma’dan.
Begitulah rasa betapa kerinduan para sahabat kepada baginda Rasulullah SAW begitu tinggi. Para sahabat selalu terkenang bagaimana kasih sayang baginda Rasulullah SAW yang sangat membekas baginya. Tentu tidak hanya Mu’adz yang merasa, begitupun dengan sahabat-sahabat lainnya.
Pernahkah kita merasa keriduan yang begitu dahsyatnya? Kerinduan pada orang-orang yang sangat kita cintai. Lama tidak ketemu. Ada jarak. Jauh. Kerinduan pada suami kita. Pada istri kita. Pada anak-anak kita. Pada orangtua kita. Begitu lama tidak temu.
Terbayang jelas di pelupuk mata kita, di benak hati kita, saat kebersamaan itu ada. Saat bertemu bertatap muka. Saat bercengkrama. Bersendaguaru. Bermain. Bahkan pun saat konflik, bertengkar, saling marah. Semua itu… kini tiada. Kita kehilangan dan berharap bisa kembali. Jejak kerinduan itu begitu dalam terasa.
Hidup tak sekedar satu Warna; berupa warna, tetapi itulah hidup. Ada keindahan. Ada kesedihan. Biarkan itu semua ada. Relakan semuanya. Semua akan menjadi kenangan. Kenangan yang mengugah kerinduan. Tugas kita adalah memilah dan memilih agar semua itu terasa bermakna.
Ending dari semua ini, adakah semua yang memberi kenangan yang meriuh kerinduan akan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah? Jika semua yang merindukan itu tidak menghantarkan kita untuk mendekat pada Allah, maka tidak ada maknanya dan tidak ada manfaatnya. [Ln]