ChanelMuslim.com – Depresi seorang ibu dalam film Korea Kim Ji-young, Born 1982 kerap terjadi juga pada para ibu di Indonesia. Ketika masuk ke dalam dunia baru, sebagai istri, melahirkan dan memiliki anak, mengurus suami dan rumah tangga, serta berinteraksi dengan mertua, semua perempuan pasti mengalami perubahan dalam dirinya.
Psikolog Hayati Rahmah, M.Psi mengatakan bahwa ibu-ibu yang merasa tidak berdaya, lelah dengan rutinitas rumah tangga, merasa tidak memiliki capaian atau prestasi kerap merasa depresi.
“Istri merasa ada gap besar antara kondisi dan keinginan, ingin mempunyai karier, tapi situasi tidak sesuai harapan,” ujar Hayati Rahmah saat dihubungi ChanelMuslim.com, Rabu (13/10).
Film Kim Ji-young, Born 1982 merupakan adaptasi dari novel karya Cho Nam-joo dengan judul yang sama. Film itu dirilis pada tahun 2019 dan dilabeli sebagai film bermuatan feminis atau perempuan-sentris.
Film itu menceritakan bagaimana Kim Ji-young bergelut sebagai seorang istri yang mempunyai anak balita dan interaksinya dengan ibu mertua.
Dalam perjalanannya, Kim Ji-young merasa tertekan dengan kehidupan yang dijalaninya dan tanpa sadar, ia bertingkah seperti ibu dan neneknya.
Rahmah mengatakan, tidak mudah jika seorang perempuan merasa diri bermasalah dan tidak mempunyai kekuatan untuk keluar dari masalah itu.
“Dari sisi istri dan sebagian orang, justru muncul hopeless dan depresi,” kata Rahmah.
Ia tertarik melihat interaksi pasangan Kim Ji-young dalam film tersebut. Bagaimana sang suami juga kadang bingung menghadapi istri dan tidak tahu harus berbuat apa.
Suami Kim Ji-young dalam film tersebut digambarkan sebagai suami yang baik dan berusaha membantu istri, bahkan rela berkorban untuk membuat istrinya bahagia.
Sang suami dalam film tersebut, bukan tidak mau menyakiti istri, tapi belum memahami bagaimana membantu dan memahami istrinya.
“Kalau dia bisa kenali dan kompromi dari awal, mungkin istrinya tidak sampai depresi berat, hingga berhalusinasi merasa keluar dari dirinya,” kata Rahmah yang juga alumni Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.
Kuncinya adalah komunikasi antara suami dan istri.
Baca Juga: Perilaku Buruk, Salah Satu Indikasi Remaja Mengalami Depresi
Depresi Seorang Ibu dalam Film Korea Kim Ji-young, Born 1982, ini Ulasan Psikolog
“Semua kita pernah menghadapi episode stres berat atau depresi. Nah, kuncinya adalah komunikasi suami istri. Bagaimana kompromi dengan kondisi yang tidak ideal,” jelas Rahmah yang juga Psikolog di aplikasi Sahabatku.
Mindset bahagia setiap orang, menurut Rahmah, perlu didefinisikan secara tegas.
“Mindset bahagia kita perlu didefinisikan lebih clear, bahagia itu apa. Syukur yang ditingkatkan bisa bikin bahagia bahkan ketika menurut orang kita tidak punya capaian,” tambah Rahmah.
Rahmah melanjutkan, siapapun kita, penting untuk memiliki resiliensi atau ketahanan diri karena masalah pasti akan selalu ada.
“Penting juga memiliki support sistem yang positif, terutama pasangan, yang tiap hari bertemu,” tutup Rahmah yang juga ibu dari 2 orang anak itu.[ind]