ChanelMuslim.com- Korean Wave merupakan istilah yang diusung Korea Selatan, negeri ginseng ini menancapkan eksistensinya dengan menyebarkan arus budaya yang memperkenalkan film, drama, makanan, fashion, dan lain sebagainya.
Hal itu disampaikan oleh salah satu pengisi di kajianshaf Fatmah Ayudia, S.Ag. dalam Event Girls Talk Madrasatunnisa #2 Dengan tema Korean Wave Antara Halyu dan Halu
Baca Juga : Depresi Seorang Ibu dalam Film Korea Kim Ji-young, Born 1982, ini Ulasan Psikolog
Pengaruh Fenomena Korean Wave bagi Generasi Muda Islam
Dalam acara tersebut Fatmah Ayudia, S.Ag. mengatakan bahwa fenomena Korean Wave merupakan salah satu propaganda yang dihembuskan barat, sebab meraka sadar bahwa umat Islam khususnya generasi muda mampu ditumbangkan melalui pemikiran.
“Musuh-musuh Islam sudah mengetahui bahwa Islam memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh siapun yaitu Allah, sebab setiap peperangan mereka selalu menang secara fisik,” kata Fatmah Ayudia, S.Ag. pada Sabtu, (25/09/2021) secara virtual.
Fatmah mengatakan bahwa hal itu merupakan cara yang paling ampuh bagi musuh untuk menjauhkan umat dari peradaban Islam.
“Maka musuh Islam membuat startegi, tapi bukan dengan perang fisik melainkan dengan perang pemikiran. Perang pemikiran lebih berbahya dari pada perang fisik,” ujarnya.
Begitu mudahnya budaya asing masuk tanpa menemui banyak kendala. Sebab, Korean Wave menyuguhkan arus globalisasi hiburan fun, food, dan fashion kepada generasi muda.
“Kita dibuat lalai sehingga lupa dengan kewajiban kita sebagai muslim, termasuk juga fashion kita dibuat sibuk terus untuk mengikuti perkembangan zaman,” sambungnya.
Fatmah juga mengatakan bahwa manusia harus senantiasa terikat dengan syariat, dan membangun kesadaran akan hubungannya dengan Allah.
“Cukuplah proses dengan tiga hal mencari ilmu dan memanfaatkannya, giatlah membaca Al-Quran, buku, dan dekatkanlah diri kepada Allah Subhanahu Wa’tala,”pungkasnya.
Baca Juga : Ciri-ciri Pemuda Muslim yang Adil dan Beradab
Fatmah menegaskan bahwa dalam agama Islam aktivitas meniru, mengikuti, hingga meyakini budaya di luar Islam disebut dengan tasyabuh. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).
Dengan demikian, sudah semestinya kaum muslimin sadar bahwa kehidupan harus bersandar sepenuhnya pada aturan Allah Subhanu Wa Ta’ala. [wmh]