ChanelMuslim.com – Facebook akan memperkenalkan beberapa fitur baru termasuk mendorong remaja untuk berhenti menggunakan aplikasi berbagi foto Instagram, dan “menyenggol” remaja jika mereka berulang kali melihat konten yang sama.
Baca juga: Facebook Rilis Fitur Keamanan untuk Lindungi Pengguna di Afghanistan
Langkah itu dilakukan Facebook setelah adanya kesaksian yang memberatkan bahwa platform media sosial itu membahayakan anak-anak dan tidak kondusif untuk kesejahteraan mereka.
Facebook yang berbasis di Menlo Park, California juga berencana memperkenalkan kontrol baru untuk orang dewasa remaja secara opsional sehingga orang tua atau wali dapat mengawasi apa yang dilakukan remaja mereka secara online.
Inisiatif ini muncul setelah Facebook mengumumkan akhir bulan lalu bahwa mereka menghentikan sementara proyek Instagram for Kids. Tetapi para kritikus mengatakan rencana tersebut kurang detail dan mereka skeptis bahwa fitur baru akan efektif.
Kontrol baru digariskan pada hari Ahad oleh Nick Clegg, wakil presiden Facebook untuk urusan global, yang membuat putaran di berbagai acara berita hari Minggu termasuk “State of the Union” CNN dan “This Week with George Stephanopoulos” ABC di mana dia dicecar tentang penggunaan algoritma Facebook serta perannya dalam menyebarkan informasi yang salah dan berbahaya menjelang kerusuhan Capitol 6 Januari.
“Kami terus mengulangi untuk meningkatkan produk kami,” kata Clegg kepada Dana Bash di “State of the Union” Minggu. “Kita tidak bisa, dengan lambaian tongkat, membuat hidup semua orang sempurna. Yang bisa kami lakukan adalah meningkatkan produk kami, sehingga produk kami aman dan menyenangkan untuk digunakan.”
Clegg mengatakan bahwa Facebook telah menginvestasikan $ 13 miliar selama beberapa tahun terakhir untuk memastikan platform tetap aman dan bahwa perusahaan memiliki 40.000 orang yang menangani masalah ini.
Dan sementara Clegg mengatakan bahwa Facebook telah melakukan yang terbaik untuk menjauhkan konten berbahaya dari platformnya, dia mengatakan dia terbuka untuk lebih banyak regulasi dan pengawasan.
“Kami membutuhkan transparansi yang lebih besar,” katanya kepada CNN Bash. Dia mencatat bahwa sistem yang dimiliki Facebook harus dimintai pertanggungjawaban, jika perlu, oleh peraturan sehingga “orang dapat mencocokkan apa yang dikatakan sistem kami tentang apa yang seharusnya mereka lakukan dari apa yang sebenarnya terjadi.”
Kesibukan wawancara terjadi setelah pelapor Frances Haugen, mantan ilmuwan data di Facebook, pergi ke Kongres pekan lalu untuk menuduh platform media sosial itu gagal membuat perubahan pada Instagram setelah penelitian internal menunjukkan bahaya nyata bagi beberapa remaja dan tidak jujur dalam penggunaannya.
Tuduhan Haugen didukung oleh puluhan ribu halaman dokumen penelitian internal yang diam-diam dia salin sebelum meninggalkan pekerjaannya di unit integritas sipil perusahaan.[ah/ap]