ChanelMuslim.com – Jurnalis perempuan asal Palestina, Bushra Al Taweel kembali dibebaskan oleh Israel. Ia dibebaskan pada Selasa (5/10/2021), setelah menjalani hukuman administrasi selama 11 bulan. Hal ini bukanlah penangkapan dan pembebasan pertama untuk Bushra. Sebelumnya, ia telah ditahan empat kali pada waktu yang berbeda-beda.
Baca Juga: Jurnalis Muslimah Afrika Selatan Terpilih Jadi Kepala Pengawas Media Tertua
Jurnalis Perempuan Asal Palestina kembali Dibebaskan
Dikutip dari adararelief.com, November lalu, tentara Zionis menangkap jurnalis perempuan Al-Taweel di pos pemeriksaan Yitzhar. Ayahnya, Jamal, yang telah menghabiskan 20 bulan ditawan dalam penawanan administratif, tanpa tuduhan atau pengadilan pada 2019. Ia pun melakukan mogok makan sebagai bentuk protes atas penawanan ilegal terhadap putrinya.
Al-Taweel yang berusia dua puluh tujuh tahun adalah seorang jurnalis dan aktivis Palestina yang melaporkan tentang tawanan Palestina yang ditawan oleh Zionis.
Dikutip laman ChanelMuslim.com, sebelum ditawan, ia berkesempatan menceritakan pengalaman pahitnya saat empat kali ditawan oleh Israel pada Rabu, (4/11/202) dalam acara press gathering kesaksian wartawan Palestina dengan judul “Israel Membungkam Media” yang diselenggarakan oleh Adara Relief Internasional.
Ia menceritakan bajwa bukan hanya dirinya yang ditawan, melainkan seluruh anggota keluarganya, terutama ayahnya yang sering ditangkap tanpa alasan yang jelas oleh Israel.
Baca Juga: Peringati HPN, Dompet Dhuafa Gelar Layanan Swab Antigen Gratis untuk Jurnalis Senior
Kondisi Para Tawanan yang Tidak Diperhatikan
Bushro menyampaikan bagaimana kondisi para tawanan yang ditangkap oleh Israel dan tidak diperhatikan, padahal hukum internasional mengatur untuk memperlakukan tawanan dengan baik.
“Apa yang dialami oleh tawanan bukan hanya pembiaran medis atau pengobatan saat sedang sakit, melainkan segala macam kejahatan medis juga,” kata Bushro.
Ia juga membeberkan pengalamannya saat dirinya terkena sakit parah, tetapi tidak dipedulikan oleh para penjaga tawanan.
Dari kejadian-kejadian inilah, Bushro akhirnya membentuk lembaga pemerhati tawanan. Ia mengatakan makna dari lembaga ini adalah tentang rintihan-rintihan dari mereka yang terbelenggu. Tugasnya adalah untuk memberikan informasi tentang kondisi-kondisi tawanan di penjara dan memberikan bantuan kepada keluarga tawanan. [Cms]