ChanelMuslim.com – Dalam wisuda ke-124 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, ada nama Diva Kurnianingtyas yang menjadi Doktor Termuda ITS pada wisuda tersebut. Saat itu, usianya baru 24 tahun 9 bulan.
Baca Juga: Usia 25 tahun, Nyayu Aisyah Raih Predikat Doktor Wanita Termuda FTUI
Motivasi Menjadi Doktor Termuda di Usia 24 Tahun
Dikutip dari laman its.ac.id, Diva Kurnianingtyas berasal dari Departemen Teknik Sistem dan Industri. Wanita tersebut mengaku bahwa motivasinya melanjutkan pendidikan hingga gelar doktor adalah karena ingin membanggakan ibunya.
“Sejujurnya, saya tidak pernah berekspektasi kuliah lanjut di usia muda. Namun, karena keinginan serta doa beliau (ibunya), saya bisa mencapai titik ini,” ujarnya.
Sementara itu, sebelum menjadi doktor di ITS, Diva menempuh S1 Teknik Informatika di Universitas Brawijaya dengan lama studi 3,5 tahun. Setelah tiga bulan bekerja di bidang Data Engineering, ia mengambil beasiswa program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) di ITS jurusan Teknik Sistem dan Industri.
Oleh sebab itu, di ITS, ia menempuh studi S2 selama setahun dan studi S3 selama tiga tahun.
Gadis kelahiran Malang, 13 Desember 1996 itu mengaku bahwa pencapaian yang didapatkan ini tentunya harus menghadapi banyak tantangan terlebih dahulu.
Ia harus belajar secara cepat agar bisa menyelesaikan studi tepat waktu. Kemudian, studi di usia muda menjadi tantangan tersendiri bagi mentalnya. Khususnya, belajar bagaimana mengontrol emosi serta menerima keadaan yang tidak selalu sesuai dengan ekspektasi.
Selama kuliah, gadis asal Kota Malang ini banyak mengembangkan diri dalam proyek dan penelitian. Ia juga beberapa kali mempresentasikan penelitiannya dalam konferensi internasional hingga publikasi jurnal terindeks Scopus.
Baca Juga: Raih Gelar Doktor, Dirut BSI Ungkap 3 Variabel Penting Pengaruhi Kinerja Private Wealth Management
Ingin Fokus pada Sektor Kesehatan
“Sejauh ini, bidang yang saya tekuni adalah Perencanaan dan Manajemen Kesehatan, Pemodelan Simulasi, Data Mining, Pemrograman serta Optimasi,” terangnya.
Ke depannya, Diva ingin fokus pada peningkatan pengetahuan dan kemampuannya dalam mengoptimasi sistem sektor kesehatan sebagai bentuk implementasi dua keilmuannya yaitu Teknik Informatika serta Teknik Sistem dan Industri.
Di akhir masa studinya, disertasinya mengangkat topik mengenai perancangan, pengembangan, dan perencanaan sistem asuransi kesehatan nasional.
Tujuannya adalah untuk memperoleh strategi alternatif mekanisme rujukan kesehatan agar anggaran keuangan stabil, premi terjangkau, dan kualitas program meningkat.
Diva juga berpesan untuk mahasiswa ITS, khususnya yang sedang studi S3 bahwa bahwa setiap orang memiliki ujian dan jalan hidup yang berbeda. Tidak perlu membandingkan diri kita dengan orang lain apalagi sampai menghakiminya. [Cms]