Chanelmuslim.com- Pusat perhatian umat Islam negeri ini, khususnya wilayah Jawa Timur, saat ini tertuju pada satu sosok menarik: Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Bukan karena fisik atau kesalehannya, melainkan karena mengklaim mampu menggandakan uang.
Dalam sejumlah video yang ditayangkan televisi, pria kelahiran 28 April 1970 ini begitu “hebat”nya mengeluarkan uang dari dua tangannya, setelah tangan berada di balik tubuhnya. Kebanyakan uang berwarna merah, yang diperkirakan lembaran seratus ribuan.
Orang-orang yang disebut santri yang membantu merapikan uang hasil produksi Taat Pribadi, tanpa mengenakan baju mengucapkan shalawat aneh. Mereka menyebutnya shalawat fulus, atau shalawat duit.
Majelis Ulama Indonesia wilayah Jawa Timur masih mengkaji unsur penyimpangan yang dilakukan pimpinan padepokan di Probolinggo ini. Khususnya, dalam pengamalan syariat Islam.
Sementara itu, polisi sudah menahan Taat Pribadi lebih karena dugaan pembunuhan yang dilakukan terhadap mantan dua murid Taat Pribadi, Ismail dan Abdul Gani.
Sebelumnya, polisi sudah menangkap sepuluh tersangka pelaku pembunuhan yang semuanya merupakan santri Taat Pribadi.
Siapa Taat Pribadi
Sejumlah sumber di media menyebut bahwa Taat Pribadi anak seorang polisi bernama Mustain. Bahkan, Mustain pernah menjabat sebagai Kapolsek Gading.
Sumber yang juga masih tetangga Taat Pribadi menuturkan bahwa Taat Pribadi sejak kecil memang sudah menjadi pusat perhatian. Ayah ibu Taat Pribadi sudah meninggal dunia sejak tahun 1992.
Setelah kandas kuliah di Malang di semester VII, Taat Pribadi belajar kepada seorang tokoh asal Mojokerto bernama Abah Ilyas. Abah Ilyas meninggal dunia pada tahun 2009.
Orang dekat Taat Pribadi yang juga pentolan di Padepokan Dimas Kanjeng, Ibrahim Taju, menuturkan bahwa pengaruh Abah Ilyas kepada Taat Pribadi begitu kuat. Sebelum meninggal dunia, konon, Abah Ilyas menyatakan akan menurunkan semua ilmunya, termasuk soal penggandaan uang, kepada murid kesayangannya yang tak lain Taat Pribadi.
Alasannya, Abah Ilyas mengakui bahwa Taat Pribadi memang bukan orang yang terpandai. Tapi, yang paling nurut. “Jika disuruh apa saja, ia tak pernah membantah. Langsung dilakukan,” begitu penuturan orang dekat Taat Pribadi kepada Jawa Pos.
Dari Abah Ilyas ini pula, Taat Pribadi memperoleh isteri pertamanya bernama Rahma Hidayati. Rahma juga merupakan murid Abah Ilyas. Dari pernikahan ini, Taat Pribadi memperoleh tiga anak, yaitu Sariwatul Wahida dan dua adik kembarnya, Raderi dan Radeni.
Oleh keluarga Rahma yang kaya, Taat Pribadi dibangunkan Padepokan dengan areal seluas 2 hektar. Saat itu, muridnya hanya 50 orang. Dan saat ini, jumlah muridnya sedikitnya sekitar 25 ribu orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Dalam perkembangannya, murid-murid Taat Pribadi tidak hanya orang rakyat biasa. Tidak sedikit dari mereka para pejabat lokal dan pusat, anggota DPR, bahkan tokoh cendekiwan muslim seperti Dr. Marwah Daud Ibrahim yang saat ini menjabat sebagai Ketua Yayasan Kanjeng Dimas.
Dalam wawancara dengan media telivisi, Marwah Daud begitu yakin bahwa Taat Pribadi bukan seperti yang disangkakan pihak kepolisian. Bahkan menurutnya, Taat Pribadi merupakan aset bangsa yang tergolong langka.
Di sinilah letak kontroversinya aliran atau paham yang dianut Kanjeng Dimas Taat Pribadi, termasuk kemampuannya dalam menggandakan uang. Karena tidak main-main, uang yang diklaim sudah digandakan mencapai trilyunan.
Dalam waktu dekat, MUI akan mengeluarkan pernyataan sikap tentang ajaran Kanjeng Dimas Taat Pribadi ini.
Di luar hal di atas, kalau memang Taat Pribadi mampu menggandakan uang seperti yang diklaim para murid-murid dan simpatisannya, kenapa tidak ditugaskan secara khusus kepada Taat Pribadi.
Yaitu, memproduksi uang sebanyak 3 ribu trilyun rupiah untuk membayar utang negara yang saat ini begitu menjerat ekonomi bangsa. Dan setelah itu, Taat Pribadi akan mendapatkan gelar “Pahlawan Bangsa”. (mh/foto: jawapos)