Chanelmuslim.com – Perang Badar berakhir dengan kemenangan di pihak kaum muslimin. Tidak sedikit tentara kafir yang menjadi tawanan kaum muslimin, termasuk Suhail bin Amru.
Umar bin Khaththab mendekati Rasulullah saw. dan berkata, “Wahai Rasulullah, biarkan saya cabut dua gigi depan Suhail bin Amru agar mulai hari ini ia tidak bisa lagi berorasi menghinamu.”
Baca Juga: Kisah Ketabahan Nabi Muhammad dalam Menghadapi Ancaman Abu Lahab
Beginilah Nabi Muhammad Bertindak Pada Tawanan Perangnya
Rasulullah saw. menjawab, “Jangan, wahai Umar. Aku tidak merusak tubuh seseorang, karena nanti Allah akan merusak tubuhku, meskipun aku seorang Nabi.” Kemudian, Rasulullah menarik Umar ke dekatnya, dan bersabda, “Wahai Umar, mudah-mudahan di kemudian hari sikap Suhail membuatmu senang.”
Nubuat Rasulullah menjadi kenyataan. Suhail bin Amru, sang orator suku Quraisy, beralih menjadi orator di antara orator-orator Islam. la yang semula seorang musyrik fanatik berat menjadi seorang mukmin taat yang kedua matanya tak pernah kering dari air mata tangis karena takut kepada Allah. la yang notabene termasuk pemuka Quraisy dan panglima pasukannya beralih menjadi seorang pejuang tangguh yang membela Islam; menjadi seorang prajurit yang berjanji terhadap dirinya akan tetap di jalan jihad sampai mati; dengan harapan Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah dilakukannya.
Inilah salah satu bukti keagungan ahlak Nabi kita Muhammad saw., meski mampu, meski bisa, memiliki wewenang dan kemuliaan seorang Nabi, ia tak sedikitpun memanfaatkannya untuk membalas setiap perbuatan buruk yang pernah ia terima. Inilah perbedaan dari seorang Nabi berakhlak mulia dengan penguasa yang hanya ingin membuat dirinya disegani. Tak kala ada orang yang berbuat tak disukai sang penguasa acap menggunakan kekuasaan untuk membalas atau setidaknya memberikan kesulitan bagi orang tersebut. Dan lihatlah apa yang dilakukan Nabi, ia mendoakan orang yang pernah menyakitinya, agar dapat berubah menjadi lebih baik.
Sumber : Biografi 60 Sahabat Nabi, Penerbit Al Itihsom