ChanelMuslim.com- Fenomena alam menampakkan banyak hal, dan tidak menampakkan hal yang juga banyak. Tapi, yang tidak nampak bukan berarti tidak ada.
Allah subhanahu wata’ala menciptakan manusia dalam ukuran yang ideal. Tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil. Salah satu nikmat fisik yang luar biasa pada manusia adalah penglihatannya.
Penglihatan menjadi jendela alam semesta. Dari situlah manusia bisa belajar dan mengambil manfaat dari alam sekitarnya.
Keberadaan burung menginsipirasi terciptanya pesawat terbang. Keberadaan bebek menginsiprasi kapal laut. Keberadaan sarang lebah menginspirasi gedung apartemen. Dan seterusnya.
Ada benda-benda sangat besar seperti tata surya, bintang, planet, dan benda-benda angkasa lainnya. Ada benda-benda sangat kecil seperti virus, bakteri, sel, dan lainnya.
Menariknya, sedemikian besarnya benda-benda angkasa, tak terlihat jelas oleh manusia. Dan sedemikian kecilnya virus, bakteri, juga tak mampu dilihat manusia. Yang super besar menjadi samar dan yang super kecil tampak nihil.
Namun begitu, manusia disadarkan dengan kenyataan itu. Bahwa yang tidak terlihat bukan berarti tidak ada. Bahkan, yang terlihat pun bukan berarti benar-benar ada.
Kenyataan terakhir merupakan hasil dari ilmu pengetahuan. Bahwa penglihatan saja tidak cukup untuk mendapatkan kesimpulan yang benar.
Contoh, fatamorgana di sahara yang panas. Dari kejauhan tampak seperti ada kumpulan air, padahal tidak ada. Warna biru di langit yang tampak pada siang hari, padahal juga tidak demikian adanya. Bulan yang tampak seperti memiliki cahaya sendiri, padahal hanya patulan sinar matahari.
Penglihatan saja jauh dari cukup untuk dijadikan sandaran pengetahuan. Harus ada alat lain, seperti teleskop dan mikroskop.
Namun begitu, alat saja juga belum cukup untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan ‘kenapa’, ‘bagaimana’, dan ‘untuk apa’.
Harus ada buku petunjuk dari pencipta dan pemilik alam raya ini. Tanpa itu, manusia tak ubahnya seperti anak ayam yang sendirian di belantara hutan. Serba ‘gelap’, dan serba menakutkan.
**
Sangat bodoh jika masih ada orang yang mempertanyakan keberadaan Tuhan hanya karena tidak terlihat. Dan sangat dungu jika masih ada yang meremehkan agama dan kitab suci.
Sadarilah bahwa apa yang dimiliki diri tak sehebat yang dibayangkan. Jangan terlalu percaya dengan apa yang terlihat, dan jangan menafikan apa yang tidak terlihat.
Rendahkanlah diri dalam bimbingan kitab suci. Dari situlah kita akan memperoleh nilai kebenaran yang sejati. [Mh]