ChanelMuslim.com- Di pedalaman ujung timur Kalimantan, ada fenomena menarik. Terjadi persahabatan yang begitu dekat antara manusia dengan seekor buaya.
Pak Ambo, begitu kira-kira panggilan bapak yang menganggap seekor buaya seperti anaknya sendiri. Buaya itu betina, namanya Riska. Mohon untuk tidak tersinggung jika secara kebetulan di antara kita bernama yang sama.
Persahabatan ini, menurut Pak Ambo, sudah berlangsung lama. Sejak Riska masih kecil. Dan kini Riska menurut Pak Ambo sudah punya dua anak yang entah tinggal di bagian sungai sebelah mana.
Riska memang tidak tinggal di sebuah kolam. Melainkan bebas tinggal di sungai yang melewati permukiman warga di mana Pak Ambo tinggal.
Warga di permukiman kampung kecil itu pun tidak merasa gusar dengan keberadaan Riska yang kadang muncul tiba-tiba. Bahkan mereka nyantai saja sambil melemparkan daging ayam atau ikan segar yang langsung dilahap buaya dengan panjang sekitar 4 meter itu.
Hampir setiap hari, Pak Ambo menyempatkan diri menelusuri sungai untuk menjumpai Riska. Ia bawakan “anak” kesayangannya itu sebaskom makanan segar: ayam atau ikan.
Sejumlah youtuber mengambil kesempatan langka itu. Mereka ajak Pak Ambo untuk menjumpai Riska di alam liar. Dan benar saja, Riska yang kebetulan ada di sebuah lokasi di tepian sungai langsung mengikuti perahu yang ditumpangi Pak Ambo dan tamunya.
Setelah perahu menepi, Pak Ambo pun memperkenalkan Riska kepada tamunya itu. Sambil diberikan sajian lezat, Riska selalu menampakkan sosok ramah dari tampilan buaya yang tetap saja menyeramkan.
Beberapa pelajaran disampaikan Pak Ambo kepada Riska. Antara lain, jangan menyembunyikan diri jika berada dekat dengan manusia. Jangan ganggu manusia, apalagi memangsanya. Jangan mengikuti sembarang perahu yang kebetulan lewat karena itu akan menakutkan penumpangnya.
Anehnya, semua “nasihat” itu dipatuhi Riska. Hal itu terlihat dari beberapa kali Pak Ambo menemui Riska, perilaku “sopan” itu kerap diperlihatkan buaya yang langsung menempel di sisi perahu yang ditumpangi Pak Ambo.
Pak Ambo menceritakan, pernah suatu kali Riska tiba-tiba muncul di sungai dekat permukiman. Di lehernya tampak mengalung ban bekas. Rupanya, Riska sedang minta tolong ke Pak Ambo agar ban itu bisa dilepaskan.
Setelah ban itu dipotong Pak Ambo, Riska diam tenang. Ia pun begitu lahap memakan sajian daging segar dari “ayah” angkatnya itu.
Dinas peternakan setempat pernah meminta Pak Ambo untuk merelakan Riska untuk ditangkarkan agar tidak membayakan warga. Pak Ambo menolak. Ia jamin bahwa Riska adalah sosok buaya yang lain dari yang lain.
Justru, masih menurut Pak Ambo, Riskalah yang melindungi warga dari kedatangan buaya liar yang datang tak diundang. Pak Ambo mengaku beberapa kali menyaksikan Riska berkelahi dengan buaya lain. Buaya liar itu pun pergi menjauhi kawasan permukiman.
**
Fenomena unik ini bisa menginspirasi kita tentang banyak hal. Bahwa apa pun, jika diperlakukan dengan perhatian dan kasih sayang, akan membalas kebaikan dengan kebaikan.
Terhadap saudara atau anak-anak kita misalnya. Atau, siapa pun yang di bawah asuhan kita. Tentu, tak pernah ada saudara atau anak kita yang bisa diserupakan buaya.
Namun kadang, karena ketidaksabaran kita, saudara atau anak-anak kita seolah begitu sulit “dijinakkan”. Susah diarahkan. Bahkan, nyaris menganggap sosok kita sebagai musuh yang harus dijauhi.
Jika ini yang terjadi, sekali lagi, tingkatkan kesabaran kita. Berikan perhatian yang lebih dan kasih sayang yang berlimpah. Kalau buaya saja bisa diakrabkan, tentu mereka akan jauh lebih bisa. [Mh]