ChanelMuslim.com – Kisah terbunuhnya Anak Nabi Adam, Habil bisa dibilang sebagai kisah pembunuhan manusia pertama di bumi yang bermula dari kedengkian. Habil dibunuh oleh saudaranya sendiri, Qabil karena tidak senang dengan pasangan yang dipilihkan.
Baca Juga: Kisah Kaum Nabi Luth yang Banyak Berbuat Maksiat (1)
Kisah Pernikahan Anak-anak Nabi Adam
Dilansir channel telegram Kisah-kisah Hikmah, setelah pasangan Nabi Adam ‘alaihissalam dan Hawa turun ke bumi, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan anak keturunan kepada mereka.
Tidaklah Hawa melahirkan kecuali selalu kembar laki-laki dan perempuan. Diriwayatkan dari Ibnu Ishaq dalam Tafsir Baghowi dan Tafsir Al-Qurthubi bahwa Hawa melahirkan 40 anak dengan 20 kali mengandung.
Setelah anak keturunannya mencapai dewasa, Allah mensyariatkan (membolehkan) kepada Nabi Adam untuk menikahkan salah satu dari pasangan kembar dengan salah satu dari pasangan Qabil dan Iqlimiya yang berparas cantik, sedangkan pasangan kembar adiknya bernama Habil dan Layudha berparas kurang menarik.
Ketika Nabi Adam hendak menikahkan mereka (Habil dengan Iqlimiya dan Qabil dengan Layudha) proteslah Qabil dan membangkang dikarenakan saudara Habil jelek dan saudaranya sendiri cantik.
Ia menginginkan saudara kembarnya tersebut untuk dirinya sendiri lantaran ia merasa dirinya lebih berhak atas saudara kembarnya.
Berdasarkan wahyu dari Allah, Nabi Adam memerintahkan keduanya untuk berkurban, siapa yang diterima kurbannya maka dialah yang berhak atas keutamaan (yaitu menikahi saudara kembar Qabil).
Qabil adalah seorang petani. Ketika diperintahkan berkurban maka ia berkurban dengan seikat gandum. Dia pilih gandum yang jelek dari tanamannya.
Dia tidak peduli apakah kurbannya diterima atau tidak, karena rasa sombong dan dengki sudah menguasainya.
Baca Juga: Kisah Seorang Yahudi Masuk Islam karena Mengetahui Al-Qur`an sangat Terjaga
Qurban Habil Diterima
Sementara itu, Habil seorang peternak kambing, dia pilih kambing yang muda lagi gemuk untuk berkurban.
Dia berkeinginan agar kurbannya diterima di sisi Allah Ta’ala. Setelah kurban keduanya dipersembahkan, Allah Ta’alamenurunkan api berwarna putih dan dengan izin Allah api itu membawa kurban Habil (sebagai tanda bahwa kurbannya diterima) dan meninggalkan kurban Qabil.
Al-Qurthubi menukil dari Sa’id bin Jubair rahimahullahdan lainnya bahwa kambing itu diangkat ke surga dan hidup di sana hingga diturunkan lagi ke bumi untu dijadikan tebusan bagi Nabi Ismail ‘alaihissalam ketika hendak disembelih oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam,
Melihat yang demikian, di mana kurbannya tidak diterima, spontan marahlah Qabil hingga berlanjut mengancam Habil untuk membunuhnya. Walau bagaimanapun, dia tak ingin Habil menikahi saudara perempuannya.
Alah Ta’ala berfirman menceritakannya dalam Surat Al-Maidah ayat 27,
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَىْ ءَادَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ اْلأَخَرِ قَالَ لأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ{27}
“Ceirtakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Qabil dan Habil) dengan sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah satunya dan tidak diterima dari yang lainnya. Maka berkata yang tidak diterima kurbannya, ‘Sungguh aku akan membunuhmu , Dan berkata yang diterima kurbannya ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang-orang bertakwa.’ [Cms]
(Bersambung pada bagian kedua)