Chanelmuslim.com- Untuk pertama kalinya pasca kehancuran negeri-negeri muslim di kawasan Timur Tengah: Libia, Yaman, Irak, Suriah; giliran kota suci umat Islam, Madinah, menjadi target serangan. Inikah babak baru skenario bumi hangus kawasan Timur Tengah?
Bom bunuh diri yang terjadi saat adzan berakhir di kawasan tak jauh dari Masjid Nabawi, Madinah, merupakan ledakan bom ketiga yang terjadi dalam hitungan 24 jam di Arab Saudi.
Pada malam Senin, bom bunuh diri pertama meledak di kota Qatif, daerah pantai Arab Saudi sebelah timur. Lokasi kejadian berada di area parkir masjid umat Syiah. Ledakan menewaskan pelaku dan melukai beberapa orang di sekitar kejadian.
Bom kedua meledak pada pagi hari Senin sekitar jam 7 di depan kantor Konsulat Amerika di Jeddah, kawasan pantai sebelah barat Arab Saudi. Pelaku tewas dan melukai dua aparat keamanan yang mencoba menghadang pelaku. Pelaku dihadang aparat keamanan karena tampak sangat mencurigakan. Sebelum aparat mendekat, pelaku langsung meledakkan diri.
Dan bom ketiga terjadi saat adzan Magrib berakhir di kawasan tak jauh dari masjid Nabawi, Madinah, kawasan yang secara geografis terletak antara Jeddah dan Qatif. Kali ini, bom tidak hanya menewaskan pelaku; melainkan juga empat aparat keamanan yang sedang berbuka puasa.
Dari ketiga peristiwa ledakan tersebut, tak satu pun ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab. Termasuk dari ISIS yang biasa aktif melakukan klaim terhadap banyak ledakan.
Isu Konflik Sunni Syiah
Dilihat dari rangkaian ketiga ledakan yang terjadi dalam hampir 24 jam tersebut, skenario yang ingin dilakoni pelaku utama adalah adanya kesan saling balas serangan antara Sunni dan Syiah. Ketegangan isu ini memang sangat kuat pasca bumi hangus Yaman yang menggunakan konflik terbuka Sunni Syiah. Begitu pun dengan yang terjadi di Suriah dan terus merembet ke Irak.
Secara geografis, Arab Saudi berada di kawasan yang terletak di tengah negara-negara konflik. Yaman berada di selatan Arab Saudi, Suriah di utara, dan Irak di sebelah timur laut. Titik pertemuan dari tiga negeri tersebut adalah Arab Saudi. Ketiga-tiganya bergolak dengan letupan isu konflik terbuka Sunni Syiah.
Babak Baru Bumi Hangus Arab Saudi?
Fakta yang terjadi di tiga negeri yang bergejolak tersebut menunjukkan kehancuran yang luar biasa. Bukan hanya menghancurkan infrastruktur negara, bahkan negara pun menjadi seperti bubar: tidak ada negara, tidak ada hukum.
Skenario inikah yang ingin dimainkan oleh pelaku utama terhadap negeri yang memiliki dua kota suci umat Islam dunia: Makkah dan Madinah?
Kalau ini yang terjadi, pengaruhnya tentu bukan hanya melingkupi kawasan regional timur tengah saja; melainkan ke seluruh dunia. Magnitud politiknya akan begitu besar, belum lagi secara ekonomi, di mana Arab Saudi saat ini begitu banyak berperan dalam variabel ekonomi dunia, khususnya minyak.
Potensi konflik Sunni Syiah di Arab Saudi, memang hal yang paling efektif untuk dimainkan siapa pun yang ingin menghancurkan Arab Saudi dari dalam. Setidaknya, ada 15 persen warga Saudi menganut paham Syiah. Mereka berada di kawasan perbatasan Saudi-Yaman di selatan, Saudi-Bahrain di timur, dan Saudi-Irak di sebelah utara dan timur laut.
Menariknya, di tiga negeri yang berbatasan langsung dengan Saudi: Yaman, Irak, dan Bahrain; jumlah pendududuk Syiah sama dengan Sunni. Dengan kata lain, Arab Saudi secara geografis dan geopolitik, dikepung oleh kawasan konflik Sunni Syiah.
Yang membedakan antara Arab Saudi dengan tiga negara tersebut adalah Saudi memiliki kekuatan finansial yang luar biasa yang mampu mengontrol syahwat berkuasa Amerika di kawasan timur tengah. Kedua, Saudi di era sebelum Raja Salman, bisa menyatu dalam kepentingan yang sama dengan Amerika dan Israel: dua negara yang saat ini berkuasa penuh terhadap kendali timur tengah melalui manuver ISISnya.
Di era Raja Salman saat ini, Arab Saudi menunjukkan ketegasan sebagai negeri muslim: berada di garis terdepan membela Palestina, Suriah, dan Turki. Dan mulai menunjukkan ketegasan terhadap keserakahan Amerika dan Israel di timur tengah.
Arab Saudi yang Damai
Umat Islam di seluruh penjuru dunia tentu menginginkan dan berharap agar Arab Saudi tidak terpancing dan terjebak dengan provokasi skenario bumi hangus dengan menggunakan konflik terbuka Sunni Syiah.
Apa yang ditunjukkan pemerintah Arab Saudi semalam, pasca ledakan di kawasan tak jauh dari Masjid Nabawi, menunjukkan ketenangan tersebut.
Meski semua media berafiliasi Yahudi, baik televisi maupun online, melakukan provokasi sistematis menggelorakan konflik Sunni Syiah tersebut, pemerintah Saudi justru menayangkan suasana shalat malam di Masjid Nabawi: sejuk dan menenteramkan. Allahu Akbar Walillahi Ilhamd. (mh/foto: Aljazeera)