ChanelMuslim.com – Sejarah Shalahuddin Al Ayyubi membebaskan Baitul Maqdis berlanjut dengan perintah Balian. Ia memerintahkan agar Tentara Salib menyerah dan menyerahkan Baitul Maqdis kepada Sultan Shalahuddin pada 2 Oktober 1187.
Baca Juga: Sejarah Shalahuddin Al Ayyubi Membebaskan Baitul Maqdis
Pembebasan Baitul Maqdis yang Damai
Pengambilalihan kota itu jauh dari kata brutal. Hanya ada kata damai. Situasi ini berbeda jauh dengan pengepungan Tentara Salib pada tahun 1099.
Balian pun membayar 30,000 dinar untuk membebaskan 7,000 dari mereka yang tidak mampu. Namun, Shalahuddin pada akhirnya membebaskan semua orang dengan mengambil uang yang sangat kecil.
Salib emas raksasa yang tadinya ditempatkan di atas Kubah Batu oleh Tentara Salib ditarik ke bawah dan semua tawanan perang Muslim yang diambil oleh Tentara Salib dibebaskan oleh Shalahuddin.
Kabar kemenangan ini menyeruak sampai ujung-ujung dunia Islam. Para Ulama berkhutbah memberi selamat pada Sultan Shalahuddin dan tentaranya.
Orang-orang Kristen pribumi diizinkan untuk tetap tinggal di kota. Sementara mereka yang berasal dari Tentara Salib harus meninggalkan Baitul Maqdis untuk tinggal di tanah-tanah lain bersama dengan barang-barang mereka melalui jalan yang aman melalui Akka dengan membayar uang tebusan 10 dinar.
Baca Juga: Mengenal Yusya bin Nun, Penakluk Baitul Maqdis (1)
Saudara laki-laki Saladin, Al-Adil, tersentuh oleh pemandangan itu dan menjamin 1000 dari mereka bebas keluar tanpa membayar sepeserpun.
Para pasukan Salib, keluarga dan orang-orang Eropa diantar secara aman ke pelabuhan-pelabuhan menuju Eropa.
Kapten kapal pada awalnya menolak untuk membawa pengungsi karena mereka tidak dibayar dan tidak memiliki persediaan makanan untuk mereka.
Namun, Shalahuddin kemudian memerintahkan Gubernur Alexandria untuk menolak memberikan izin berlayar kepada para kapten sampai mereka mau mengantar orang-orang Eropa ke negerinya.
Akhirnya, para kapten kapal pun membawa para pengungsi bersama mereka dan disumpah untuk memberi perlakuan yang layak kepada para pengungsi. Hal ini ditulis oleh W.B. Bartlett dalam bukunya “Downfall of the Crusader Kingdom.”
Selaras dengan penaklukan kota suci Baitul Maqdis pada tahun 1187 Masehi, maka berakhirlah Perang Salib II yang dicetuskan sejak 1145.
Namun, walau sudah mendapatkan perlakuan yang baik, Perang Salib III tetap terjadi. Gabungan tentera Salib yang disponsori oleh Prancis, Inggris dan Jerman mulai menggerakkan misi perang suci untuk menawan kembali kota Baitul Maqdis.
Akan tetapi, dalam Perang Salib III ini, tentera Salib gagal merampas kembali kota suci itu.
Sahabat Muslim, dari sejarah ini, semoga kita bisa meneladani sikap Shalahuddin yang tetap mengasihi sesama manusia walaupun sudah berhasil membebaskan Baitul Maqdis dari cengekeraman pasukan salib.
(Tulisan ini juga mengambil sumber dari History of War, The Battle of Hattin :http://www.historyofwar.org/articles/battles_hattin.html, perang salib II, Abdul Latip Talib, dan Battle of Hattin, Middle Eastern Histtory, Brittanica:http://www.historyofwar.org/articles/battles_hattin.html
Selain itu, Salahudin Al-Ayyubi: Penakluk Jerusalem, Abdul Latip Talib, dan Kingdom Of Heaven)