ChanelMuslim.com – Seperti umat Muslim lainnya di seluruh dunia, Muslim di Amerika Serikat juga bersiap memasuki bulan suci Ramadhan.
Jibril Hough, juru bicara Islamic Center of Charlotte, North Carolina, mengatakan Ramadhan di AS berbeda dengan Ramadhan di negara-negara dengan mayoritas warganya adalah umat Muslim.
Hough mengaku karena Muslim lebih sedikit di AS, Ramadhan menjadi saat di mana umat Muslim berkumpul di masjid dengan sesama umat Muslim lainnya, daripada tinggal di rumah, seperti yang dilakukan umat Muslim di penjuru dunia lainnya.
“Pengalaman puasa di bulan Ramadhan lebih kepada kebersamaan,” ujarnya. “Kami adalah umat agama minoritas di Amerika dan khususnya menjelang akhir Ramadhan, kami membawa makanan ke masjid, dan ritual ini seperti reuni keluarga. Pada saat itu, kita bertemu dengan saudara-saudara Muslim yang tidak pernah ditemui sepanjang tahun.
Seperti Muslim kebanyakan, Hough tetap bekerja selama bulan Ramadhan, yang mungkin menjadi tantangan, khususnya bila pekerjaan seseorang menuntut aktivitas fisik pada musim panas di negara bagian North Carolina.
Tidak mudah menjelaskan kepada kolega-kolega non-Muslim kenapa ia tidak bisa minum ketika haus. Tapi Hough mengatakan pengorbanan ini sepadan bagi komitmennya terhadap agama.
“Kita tahu kita harus melakukannya,” katanya. “Tuhan memerintahkan kita untuk berpuasa. Separuh perjuangan ada di sana. Perjuangan mental lebih banyak.”[af/voa]