ChanelMuslim.com – Bisnis baju big size Natalia Dewi makin maju berkat rajin mengikuti pelatihan daring. Mungkin baginya, rajin bukan hanya pangkal pandai, tapi rajin juga pangkal sukses.
Dikutip dari situs resmi Lazada Indonesia, Ahad (11/7), Dewi mulai merintis toko di platform e-commerce itu pada tahun 2019. Ia yang berdomisili di Solo berkomitmen untuk bermanfaat bagi orang lain lewat usaha yang dibangunnya tersebut.
Oleh karena itu, ia gigih belajar dan memanfaatkan semua program pelatihan dan edukasi yang disediakan platform online/daring.
Baca Juga: Pelatihan Gratis Digital Entrepreneurship dari Google, Facebook, dan Gojek
Bisnis Baju Big Size Natalia Dewi Maju Berkat Rajin Pelatihan Daring
Kemampuannya membaca data sebagai salah satu hasil dari aktifnya dia mengikuti pelatihan daring membuat Dewi selalu terdepan dalam menyikapi tren yang ada di pasaran. Ketekunannya membuahkan hasil, kini ia mampu mempekerjakan hingga 100 orang penjahit untuk mendukung usahanya.
Ia bertekad agar bisnisnya bisa mendatangkan keuntungan untuk masyarakat sekitarnya. Dewi sadar, salah satu cara untuk bisa kompetitif di dunia daring adalah dengan terus meningkatkan ilmu terkait dengan mengoperasikan bisnis secara digital.
Kesadaran ini mendorongnya untuk rajin mengikuti berbagai program pelatihan dan edukasi yang diselenggarakan oleh platform, juga aktif mengikuti kelas daring yang menghadirkan pembicara dari platform atau pembicara profesional.
Dewi dibimbing secara langsung dengan mentor mengenai strategi terbaik untuk mengembangkan bisnisnya serta diajari cara membedah data dan fitur tokonya, yang kemudian digunakannya dalam menyusun strategi bisnisnya.
“Menjadi perempuan bukanlah penghalang dalam mencapai tujuan kita. Malahan ketekunan dan kegigihan yang biasanya dimiliki perempuan menjadi salah satu kekuatan kita dalam memulai usaha,” kata Natalia Dewi.
“Jangan lupa memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar yang ditawarkan platform dan sering-seringlah berdiskusi dengan sesama penjual, karena pengalaman mereka bisa menjadi pembelajaran yang berharga,” tambahnya.
Kini, Dewi tidak saja mampu memahami semua keunggulan fitur yang ada di platform, namun juga mengetahui bagaimana cara mengoptimalkan fitur-fitur tersebut demi meningkatkan penjualan.
Ia juga mampu menganalisis setiap insight serta data dari kinerja tokonya dan memanfaatkannya menjadi sebuah strategi bisnis baru yang menguntungkan.
Kemampuannya menganalisis data dan membaca tren yang ada di pasaran juga membuatnya selalu bisa mengambil kesempatan dari setiap tren baru.
Baca Juga: 4 Tren Fashion Hijab pada Tahun 2021
Kemampuan Membaca Tren
Sebagai contoh, ia melihat bahwa sejak pandemi, banyak orang bekerja dari rumah sehingga tren baju rumahan (daily wear) meningkat. Ia pun berinovasi pada portofolio tokonya dan mengeluarkan model pakaian daily wear yang nyaman digunakan ketika beraktivitas di rumah, namun juga tetap modis saat harus berkegiatan di luar rumah.
Kegigihannya sejalan dengan hasil dari Laporan International Finance Corporation (IFC) berjudul “Perempuan dane-commerce di Asia Tenggara” yang belum lama ini diluncurkan.
Laporan yang disusun dengan menggunakan data dari Lazada ini menunjukkan bahwa selain perempuan memiliki peran penting dalam kontribusi ke pasar e-commerce, perempuan juga banyak beralih atau mengembangkan bisnisnya di e-commerce.
Pasar e-commerce Asia Tenggara diperkirakan dapat tumbuh hingga lebih dari 280 miliar dolar AS antara tahun 2025-2030 dengan kontribusi penjual perempuan.
Laporan IFC juga mengemukakan bagaimana perempuan pebisnis pada umumnya lebih menghargai pelatihan dan edukasi, serta dukungan bisnis lainnya yang disediakan oleh platform e-commerce, termasuk akses pembiayaan.
Meskipun baru memulai bisnisnya tahun 2019, Dewi telah berhasil meningkatkan jumlah penjualannya hingga lima kali lipat dengan rajin mengikuti berbagai program promosi rutin.
Selain itu, ia juga sering mengaktifkan fitur promo gratis atau potongan ongkos kirim dengan minimum pembelanjaan tertentu. Fitur ini dinilai cukup membantu meringankan ongkos kirim bagi pelanggan, khususnya yang berdomisili jauh dari tempatnya di Solo.
Baca Juga: Pilih Cinta Atau Karir Dulu?
Kemandirian Finansial dan Pemberdayaan Perempuan
Kini Dewi tidak hanya memiliki kemandirian finansial, namun ia juga mampu memberdayakan banyak perempuan di sekitar kota Solo, tempatnya berdomisili.
Agar dapat memenuhi pesanan tokonya yang kian meningkat, selain karyawan yang membantu perihal administrasi dan pengepakan, Dewi juga mempekerjakan hingga 100 penjahit. Kebanyakan mereka adalah perempuan dan menjadi tulang punggung di keluarga mereka sejak terjadi banyak PHK akibat pandemi COVID-19.
“Meski usaha saya masih terbilang baru, saya sangat senang dapat memberikan manfaat bagi komunitas sekitar. Bagi saya, kunci dalam menjalani usaha secara efektif adalah dengan terus memperkaya diri dengan ilmu. Nikmati perjalanan pasang surut dalam berusaha, dan jangan pernah berhenti untuk belajar baik dalam mempelajari mode bisnis dan tren di pasar,” tutupnya.[ind]