ChanelMuslim.com – Imam Al-Ghazali terkenal sebagai ulama yang memiliki banyak kitab yang sering dikaji dan dijadikan rujukan oleh kebanyakan umat Islam. Namun, suatu hari, catatan-catatannya yang berisi ilmu itu dirampok oleh segerombolan orang.
Baca Juga: Jawahirul Qur’an Karya Imam Al-Ghazali
Berusaha agar Catatan-catatannya Tidak Hilang
Kisah ini terekam dalam kitab Thabaqat asy-Syafi’iyyah al-Kubra (Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 2007, III: 103).
Dilansir Islam.nu.or.id, dalam sebuah perjalanan, Al-Ghazali dihadang segerombolan perampok. Mereka berhasil mengambil seluruh hartanya lalu mencoba meninggalkan sang imam begitu saja.
Namun, dengan sekuat tenaga, Al-Ghazali mengikuti jejak langkah mereka.
Tak lama kemudian, seorang pemimpin dari gerombolan perampok itu menghardiknya, “Pergilah, kalau tidak engkau akan binasa!”
“Aku memohon kepadamu, demi Dzat yang kalian mengharapkan keselamatan dari-Nya, tolong kembalikan kepadaku catatan-catatan bukuku.
Sungguh catatan-catatan milikku tak akan bermanfaat untuk kalian,” pinta al-Ghazali dengan penuh harap.
“Apa yang kau maksud dengan catatan milikmu?” hardik sang pemimpin perampok.
“Lihatlah kitab-kitab dalam keranjang itu. Sungguh aku telah berjuang untuk mengumpulkan catatan-catatan itu dari hasil aku mendengar uraian guru-guruku.
Aku habiskan banyak waktuku untuk menulisnya serta mempelajari maksudnya,” jawab al-Ghazali dengan yakin.
Sang pemimpin perampok itu hanya menjawab dengan tertawa terbahak-bahak dan justru menghardik sang imam dengan menyatakan bahwa Al-Ghazali tidak memiliki ilmu sedikit pun setelah catatan-catatannya diambil.
Baca Juga: Metode Islah Al-Ghazali Miliki Tiga Landasan
Imam Al-Ghazali Menghafalkan Kitab-kitabnya
Akhirnya, sang pemimpin perampok itu menyuruh pengikutnya untuk mengembalikan keranjang yang penuh dengan catatan-catatan tersebut.
Imam al-Ghazali pun sangat senang dengan hal itu dan ia bergumam dalam hati, “Inilah teguran dan peringatan dari Allah kepadaku.”
Sesampainya di kota Thus, Al-Ghazali pun menghabiskan waktu tiga tahun untuk menghafalkan seluruh catatan yang telah ia kumpulkan, sehingga jika saatnya nanti ia dirampok di tengah jalan seperti yang pernah ia alami, niscaya ilmunya akan tetap terpelihara.
Sahabat Muslim, dari kisah ini, kita dapat mengambil hikmah bahwa kita harus mempelajari suatu ilmu dengan sungguh-sungguh. Selain mencatat, kita harus merekam ilmu itu dengan jelas di hati dan pikiran agar bisa diaplikasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. [Cms]