ChanelMuslim.com – Gambaran masyarakat Arab Jahiliah berikut ini bisa menjadi pelajaran bagi kita agar jangan sampai kondisi pada masa tersebut kembali terjadi pada masa sekarang ini.
Allah telah mengutus Rasulnya, memberikan pedoman agar kita bisa hidup dengan baik tanpa disertai kebodohan.
Baca Juga: Kisah Nenek Moyang Nabi Muhammad saw
Gambaran Kondisi Sosial Masyarakat Arab Jahiliah
Dilansir channel telegram KisahIslami yang mengambil sumber alsofwah.or.id kondisi sosial masyarakat Arab Jahiliah saat itu adalah terdapat beragam klasifikasi dalam tatanan masyarakat Arab di mana antar satu dengan lainnya memiliki kondisinya berbeda-beda.
Hubungan seorang laki-laki dengan keluarganya di lapisan kaum bangsawan mendapatkan kedudukan yang amat terpandang dan tinggi, kemerdekaan berkehendak dan pendapat yang mesti didengar mendapatkan porsi terbesar.
Hubungan ini selalu dihormati dan dijaga sekalipun dengan pedang yang terhunus dan darah yang tertumpah.
Seorang laki-laki yang ingin dipuji karena kemurahan hati dan keberaniannya di mata orang Arab, maka hendaklah waktunya yang banyak hanya dipergunakan untuk berbicara dengan wanita.
Apabila seorang wanita menghendaki, dia dapat mengumpulkan suku-suku untuk kepentingan perdamaian, tetapi juga dapat menyulut api peperangan diantara mereka.
Sementara itu, terdapat kondisi yang dialami oleh lapisan masyarakat lainnya amat berbeda. Dalam kondisi lainnya ada beragam gaya hidup yang bercampur baur antara kaum laki-laki dan wanita.
Contohnya adalah berupa pelacuran, gila-gilaan, pertumpahan darah dan perbuatan keji.
Imam Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallâhu ‘anha bahwa pernikahan pada masa Jahiliah terdiri dari empat macam.
Baca Juga: Inilah Delapan Ciri Wanita Terbaik dalam Islam
Empat Macam Pernikahan pada Masa Jahiliah
Pertama, pernikahan seperti pernikahan orang sekarang, yaitu seorang laki-laki mendatangi laki-laki yang lain dan melamar wanita yang di bawah perwaliannya atau anak perempuannya. Kemudian, dia menentukan maharnya dan menikahkannya.
Kedua, seorang laki-laki berkata kepada istrinya manakala ia sudah suci dari haidnya, “Pergilah kepada si fulan dan bersenggamalah dengannya.”
Kemudian setelah itu, istrinya ini ia tinggalkan dan tidak ia sentuh selamanya hingga tampak tanda kehamilannya dari laki-laki tersebut.
Apabila tidak tampak tanda kehamilannya dan suami masih berselera kepadanya maka dia akan menggaulinya.
Hal tersebut dilakukan hanyalah lantaran ingin mendapatkan anak yang pintar. Pernikahan semacam ini dinamakan dengan nikah al-Istibdha’.
Ketiga, sekelompok orang dalam jumlah yang kurang dari sepuluh berkumpul, kemudian mendatangi seorang wanita dan masing-masing menggaulinya.
Apabila wanita ini hamil dan melahirkan, kemudian setelah berlalu beberapa malam dari melahirkan, dia mengutus kepada mereka (sekelompok orang tadi), maka ketika itu tak seorang pun dari mereka yang dapat mengelak hingga semuanya berkumpul kembali dengannya.
Si wanita ini berkata kepada mereka, “Kalian telah mengetahui apa yang telah kalian lakukan dan aku sekarang telah melahirkan, dan dia ini adalah anakmu wahai si fulan!” Dia menyebutkan nama laki-laki yang dia senangi dari mereka, maka anaknya dinasabkan kepadanya.
Keempat, banyak laki-laki mendatangi seorang wanita sedangkan si wanita ini tidak menolak sedikitpun siapa pun yang mendatanginya. Mereka ini adalah para pelacur; di pintu-pintu rumah mereka ditancapkan bendera yang menjadi simbol mereka dan siapa pun yang menghendaki mereka maka dia bisa masuk.
Apabila dia hamil dan melahirkan, laki-laki yang pernah mendatanginya tersebut berkumpul lalu mengundang ahli pelacak (Al-Qaafah) kemudian si ahli ini menentukan nasab si anak tersebut kepada siapa yang mereka cocokkan ada kemiripannya dengan si anak lantas dipanggillah si anak tersebut sebagai anaknya.
Dalam hal ini, si laki-laki yang ditunjuk ini tidak boleh menyangkal.
Akhirnya, ketika Allah mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau hapuskan semua pernikahan kaum Jahiliah tersebut kecuali pernikahan yang ada saat ini.
Sahabat Muslim, kondisi-kondisi seperti di atas tidak jarang masih bisa kita lihat pada masa sekarang ini, seperti perzinaan dan pelacuran terjadi secara terang-terangan.
Semoga kita semua dijauhkan dari kondisi seperti itu agar kita tidak termasuk ke dalam orang-orang jahil. [Cms]