USTAZAH, saya mau bertanya, dalam surat Annisa ayat 34 disebutkan bahwa seorang suami tidak boleh mencari-cari kesalahan istri yang sudah berusaha tuk menjadi istri solehah,
apa hukuman dari Allah bagi suami yang selalu mencari kesalahan istrinya walau si istri sudah menjelaskan bahwa itu hanya prasangka saja dari suami dan terus berusaha menyakiti hati sang istri,
kemudian langkah apa yang harus dilakukan oleh istri menghadapi sikap suami yang seperti itu?
Baca Juga: Menjadi Muslimah Idaman Suami dan Mertua
Suami yang Suka Mencari-cari Kesalahan Istri
Ustazah Dra. Indra Asih menjawab persoalan ini sebagai berikut.
Dalam suatu hadis riwayat al Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalam melarang laki-laki yang bepergian dalam waktu yang lama, pulang menemui keluarganya di waktu malam.
Hal itu karena dikhawatirkan laki-laki tersebut akan mendapati berbagai kekurangan dan cela istrinya.
Dan barangsiapa mencari-cari aib saudara sesama muslim, Allah akan mencari-cari aibnya.
Barangsiapa dicari aibnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walaupun dia berada di ruang tersembunyi dalam rumahnya.
Dan ingatlah sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wasalam,
لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang suami yang beriman membenci istrinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya.” (HR Muslim)
“dan orang orang yang menuduh istri mereka berzina, padahal mereka tidak mempunyai saksi saksi selain diri mereka sendiri,
maka kesaksian satu orang dari mereka adalah bersumpah empat kali dengan nama Allah bahwa sesungguhnya dia adalah termasuk orang orang yang benar (dalam tuduhannya)
dan kelima kalinya (ia mengucapkan) bahwa laknat Allah akan menimpa dirinya jika ternyata ia tergolong orang orang yang berdusta.” (QS. An-Nuur, 24: 6-7)
Ayat tersebut memberi ketentuan untuk melindungi istri dari tuduhan suami karena tuduhan itu dapat merusak kehormatan dan harga diri istri.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengaturan ketat agar suami tidak sembarangan menuduh istrinya berzina tanpa bukti yang dipertanggungjawabkan menurut syariat Islam.
Baca Juga: Dilema antara Istri dan Ibu (4)
Larangan Merendahkan Istri
Dari Mu’awiyah Al-Qusrayiri, ia berkata: ”saya pernah datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.’ Ia berkata lagi: ’saya lalu bertanya:
’Ya Rosulullah, apa saja yang engkau perintahkan (untuk kami perbuat) terhadap istri-istri kami? ’Beliau bersabda: ’…janganlah kalian memukul dan janganlah kalian menjelek-jelekan mereka.’” (HR Abu Dawud)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang para suami menjelek-jelekkan atau merendahkan martabat istri.
Suami dilarang menggunakan kata yang bernada merendahkan dan menghina martabat istri baik di hadapannya maupun di hadapan orang lain.
Walaupun istri berasal dari keluarga yang lebih rendah status ekonominya dibandingkan dirinya.
Hendaknya seorang suami bersabar dan menahan diri dari kekurangan yang ada pada istrinya, juga ketika istri tidak melaksanakan kewajibannya dangan benar.
Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam bersabda,
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
“Bersikap baiklah kepada para istri. Karena mereka tercipta dari tulang rusuk. Dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atas.
Jika kamu hendak meluruskannya niscaya kamu akan mematahkannya. Dan jika kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Maka bersikap baiklah kepada para istri.” (Muttafaqun’alaih)
Hadis ini memiliki pelajaran yang sangat agung, di antaranya; meluruskan bengkoknya istri harus dengan lembut sehingga tidak mematahkannya,
namun juga tidak dibiarkan saja karena jika dibiarkan, dia tetap bengkok. Apalagi jika bengkoknya itu bisa menjalar menjadi kemaksiatan atau kemungkaran.
Usahakan berkomunikasi dengan lembut dan penuh kesabaran pada suami. Biasanya, masalah banyak muncul karena masalah komunikasi.[ind]