ChanelMuslim.com- Menjadi cermin terbaik untuk anak. Mendidik anak bukan seperti membuat masakan atau membuat adonan kue. Sesuai takaran pasti nikmat dan lezat.
Mendidik anak meski takaran pas tidak selalu menghadirkan rasa yang sesuai harapan. Karena mereka bukan benda mati. Butuh variasi cara dan takaran ketika mendidik anak.
Oleh : Ustadzah Rochma Yulika
Baca Juga : Cara Menunda Keinginan Anak
Menjadi cermin terbaik untuk anak
Setiap hari berbeda gaya dan cara karena kejiwaan mereka yang membuat kita sebagai ibu harus selalu kreatif untuk merebut perhatian dan hatinya. Tidak monoton, agar bisa mendidik anak sesuai zamannya.
Menjadi ibu tak cukup, karena hanya akan berhenti pada satu titik yakni memberi kasih sayang selayaknya mentari yang bersinar bagi anak-anaknya.
Namun perlu juga menjadi sahabat yang bisa memahami keadaan jiwanya. Bercengkerama untuk berkisah tentang dunia anak muda.
Dan satu hal yang utama adalah menjadi guru terbaik untuk anaknya dengan menjadikan dirinya teladan pertama bagi anaknya ketika dia rumah.
Mengapa demikian? Karena ibu itu potret yang terlihat ketika awal sang anak membuka mata dan ketika jelang mereka terlelap.
Ibu selayaknya guru yang menjadikan anak-anak mereka generasi terbaik dengan memberikan banyak pelajaran tentang hidup agar jiwa anak-anak menjadi tangguh dan siap menghadapi kehidupan ini.
Begitulah mother zaman now tak lain menjalankan peran tak cukup menjadi ibu namun mampu menjadi sahabat serta guru sekaligus bagi anak-anak mereka.
Lantas apa saja yang harus ada pada diri seorang ibu sehingga bisa diwariskan untuk generasi di belakangnya?
Seorang ibu harus punya aqidah yang lurus
Aqidah ini adalah pondasi dalam menjalani kehidupan serta membawa dirinya sampai pada keselamatan.
Pokok-pokok aqidah antara lain:.
Ada di Hadits Arbain kedua yakni berisi tentang dialog Jibril dengan Rasulullah berkaitan dengan Islam, Iman dan Ihsan.
Maka sebagai seorang ibu harus memahami hal tersebut dan mewariskan kepada ananda. Semua rukun-rukunnya dipenuhi dengan optimal.
Seorang ibu harus berusaha menjalankan ibadah yang benar
Hal ini harus dipelajari sebagai bentuk kesungguhan kita. Ibadah yang benar harus mengacu pada apa yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah. Ibadah yang tidak dibumbui bid’ah serta jelas sandarannya.
Yang dikategorikan ibadah itu ada yang namanya ghairu mahdah (bisa diwakilkan orang lain) dan mahdhah (harus diri sendiri yang melakukan)
Allah Subhanahu Wa Taala berfirman dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 56
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Seorang ibu dituntut memiliki akhlak yang mulia
Pepatah mengatakan bahwa buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Bagaimana pun juga akhlak orang tua dan khususnya ibu akan terwariskan kepada ananda.
Maka memilih kata yang baik, berakhlak yang baik bukan hanya meningkatkan kualitas diri tetapi saat itu kita sedang mengajarkan karakter kepada anak kita.
Perkataan ibu itu doa, maka pilih kata-kata yang baik untuk mereka sehingga menjadi doa bagi masa depannya.
Seorang ibu harus memiliki gaya hidup sehat
Agar fisik juga kuat, ibu itu seolah tumpuan segala aktivitas di rumah. Banyak hal yang bisa sekaligus dilakukan oleh seorang ibu.
Untuk aktivitas yang terkadang sulit di jeda maka kondisi fisik seorang ibu harus prima. Maka butuh menjaga pola hidup sehat, olah raga dan berhati-hati memilih menu.
Gaya hidup ini akan berdampak pada kesehatan anak yang nantinya punya pengaruh pada kesehatan bahkan sampai pada kecerdasan yang dimiliki.
Tentu kita tidak ingin mempunyai anak stunting, kurang gizi bahkan terbelakang dalam perkembangan serta pertumbuhannya.
Ibu yang energik sangat berbeda dengan sosok ibu yang lemah, mudah sakit dan sebagainya. Membimbing anak butuh ekstra tenaga.
Dari memberikan waktu khusus untuk membelajari mereka, mengawasi apa yang dilakukan serta mendampingi aktivitas ananda.
Seorang ibu harus berusaha mawas diri
Bersungguh-sungguh untuk terus memperbaiki dirinya. Terjaga dari hal-hal yang tidak baik bahkan ketika dorongan nafsunya hadir harus sekuat tenaga untuk mengendalikannya.
Seorang ibu harus Harus berwawasan luas
Ibu menjadi sumber ilmu pertama bagi ananda. Selain itu kita pahami bersama bahwa ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anak mereka.
Setiap masa butuh ilmu yang berbeda. Setiap generasi pun tentu akan beda pula cara menanganinya.
Maka ibu yang luas wawasannya tentu tidak kurang akal untuk bisa belajar bersama ananda.
Seorang ibu harus memiliki menajemen waktu yang baik
Jadikan setiap waktu bermanfaat. Apalagi menjadi seorang ibu karena harus mempunyai waktu khusus untuk mendampingi anak-anak mereka menjadi generasi hebat dan bermartabat.
Seorang ibu jika tak bisa mengatur waktu dengan sebaiknya pasti akan banyak kehilangan moment penting dari perjalanan yang dilalui.
Salah satunya adalah tertunda pekerjaan atau kesempatan yang baik dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Seorang ibu harus tertata urusan rumah tangga dan pekerjaannya. Merapikan barang-barang miliknya juga keluarga menjadi hal penting.
Rumah yang tertata akan menghadirkan kenyamanan ketika ananda belajar dan tumbuh kembang mereka. Anak akan lebih suka di rumah dibanding bermain.
Begitu juga berkaitan dengan hal Ubudiyah atau peribadatan. Semisal bagaimana sosok ibu yang tepat waktu dalam menjalankan ibadah. Selain itu terjaga dirinya untuk mengingat Allah dst.
Seorang ibu harus meningkatkan kapasitas dirinya
Fokus terhadap apa yang saat ini digeluti sehingga anak pun akan mencontoh kegigihan seorang ibu yang terus mau belajar menyesuaikan zamannya.
Seorang ibu yang tidak hanya diam menerima segala keadaan tanpa usaha. Juga ibu yang profesional memang dibutuhkan. Terkadang anak itu mampu memotret seperti apa ibunya berjuang untuk terus menjadi lebih baik dalam hal apa saja.
Baca Juga : Melatih Anak agar Cinta Ilmu Falak
Seorang ibu harus memberi contoh
Bahwa dirinya harus bisa bermanfaat untuk orang lain. Khairunnaas anfa’ahum linnaas. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
Seorang ibu mampu mengajarkan kepada ananda untuk bisa berbagi, peduli, serta menolong sesama. Ada rasa empati bila ada orang lain sedang kesulitan atau kesusahan. Demikian.[Ind/Wld]