ChanelMuslim.com – Ketika Atha’ bin Rabbah menasihati Amirul Mukminin. Suatu kali, Atha‘ bin Abi Rabbah masuk ke tempat tinggal Hisyam yang menjadi Amirul Mukminin.
Maka kedatangannya disambut dengan suka cita, lalu Hisyam bertanya, “Apa keperluanmu wahai Abu Muhammad (Atha’)?”
Saat itu, di tempat tersebut, ada beberapa pembesar yang sedang berbincang-bincang. Mereka pun langsung diam.
Lalu Atha’ mengingatkan Hisyam tentang penyaluran bantuan terhadap penduduk Makkah dan Madinah. Maka Hisyam berkata kepada pelayannya untuk memenuhi permintaan Atha’.
“Adakah keperluan yang lain lagi, wahai Abu Muhammad?” Tanya Hisyam.
“Ya, ada,” lalu dia mengingatkan penyaluran bantuan untuk penduduk Hijaz, Najd, dan rakyat di daerah perbatasan.
Maka Hisyam menyanggupi semuanya, hingga Atha’ mengingatkan Hisyam tentang Ahli Dzimmah, agar mereka tidak dibebani di luar kesanggupannya. Permintaan Atha’ ini pun langsung dipenuhi.
“Adakah keperluan yang lain lagi?” tanya Hisyam.
Baca Juga: Ulama dalam Berhubungan dengan Penguasa (Part 2)
Ketika Atha’ bin Rabbah Menasihati Amirul Mukminin
“Ya, ada wahai Amirul Mukminin, yaitu bertakwalah kepada Allah tentang dirimu, karena Tuan diciptakan dalam keadaan sendirian, mati pun sendirian, dikumpulkan di mahsyar sendirian dan dihisab sendirian.
Tidak demi Allah, tidak ada seorang yang bisa engkau lihat.”
Hisyam langsung menundukkan kepala dan menangis. Seketika itu pula, Atha’ bangkit lalu beranjak pergi.
Ketika dia sudah berada di ambang pintu rumahnya sendiri, ternyata dia baru tahu bahwa ada seseorang yang terus membuntutinya sambil membawa kantong, entah apa isinya, dinar atau dirham.
Orang yang membuntuti itu berkata, “Sesungguhnya Amirul Mukminin memerintahkan agar Tuan mau menerima kantong ini.”
Atha’ menjawab dengan menukil sebuah ayat,
“Dan sekali-kali aku tidak meminta upa kepada kalian atas ajakan-ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam.” (Asy-Syuara: 109).
Maka, orang itu kembali lagi. Demi Allah, Atha’ tidak pernah minum lebih dari seteguk bersama mereka.[ind]
sumber: Buku Minhajul Qashidin, Jalan Orang-orang yang Mendapat Petunjuk, (penerbit: Al-Kautsar, tanpa tahun)