ChanelMuslim.com – Lagi, jamaah umrah dikabarkan tidak diurus oleh Travel Umrah yang memberangkatkannya dan sedang berada di ruang ICU Rumah Sakit King Abdullah Jeddah Arab Saudi. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kantor Urusan Haji Indonesia (KUHI) KJRI Jeddah.
Temuan ini berawal dari informasi yang disampaikan seorang dokter yang juga supervisor Unit Perawatan Intensif (ICU) kepada staf penanganan umrah KUHI M. Syafii.
Kepada Syafii, Kamis (17/3), Noora menginformasikan bahwa ada satu orang warga negara Indonesia dirawat di ruang ICU tanpa pendamping yang menyertainya.
“Dia dirawat di sini sejak lebih dua pekan lalu, tepatnya sejak 3 Maret 2016,” ucap Syafii.
Syafii lalu menjenguk ke RS King Abdullah. Awalnya pihak RS menolak memberi akses karena pasien dirawat di ICU. Namun karena antara KUHI dan RS sudah terjalin hubungan baik, dan selaku supervisor ICU, Noora juga ikut menemani, Syafii akhirnya diperbolehkan masuk. Pihak RS juga berharap ada pihak Indonesia yang membantu pendampingan pasien.
Setelah dilihat, diketahui oleh Syafii bahwa orang itu bernama Abdurrahman Abdillah Musa, jamaah umrah asal Betung Palembang dengan No. Paspor B 0408134.
“Di mana keluarganya? Kok tidak ada yang mendampingi, padahal sudah dua minggu lebih di sini?,” tanya Noora.
Syafii menjawab kalau tidak ada pemberitahuan ke pihak KUHI bahkan dari travel yang memberangkatkannya.
Staf Teknis I KUHI Ahmad Dumyathi Basori, Jumat (18/3), menegaskan komitmen KUHI untuk membantu Abdurrahman dengan segala keterbatasan yang ada.
Maklum, petugas KUHI bidang umrah hanya 2 orang dan itupun tidak dibekali anggaran memadai karena dana KUHI hanya untuk pelayanan yang terkait langsung dengan haji.
“Bagi KUHI-KJRI, jamaah umrah harus dapat dilayani, diminta atau tidak,” tegasnya.
Menurut Adum (panggilan akrab Ahmad Dumyathi), KUHI yang sudah mendapatkan data identitas jamaah umrah tersebut akan segera mengurus langkah selanjutnya, menghubungi pihak penyedia visa dari Muassasah dan menelusuri travel yang memberangkatkannya. Adum mengaku khawatir jika Abdurrahman bukanlah satu-satunya jamaah umrah yang tidak memperoleh pendampingan yang semestinya dari pihak travel umrah.
Sebelumnya, sebanyak 36 jamaah umrah juga terlantar di Jeddah meski akhirnya bisa diterbangkan ke Tanah Air. Semula mereka dijadwalkan terbang pada Jum’at (04/3) dari Terminal International Saudi, namun karena ketidakprofesionalan pihak travel, para jamaah umrah ini baru bisa diterbangkan pada Selasa (08/03). Itupun setelah pihak KUHI KJRI Jeddah ikut mengupayakan.
Adum mengimbau jamaah Indonesia yang akan berumrah agar selektif dalam memilih bira travel umrah.
“Hati-hati dengan travel umrah abal-abal. Sudah banyak korban penipuan aksi travel umrah nakal. Jangan tergiur dengan harga murah. Pastikan lima pasti umrah sebagaimana dicanangkan Kementerian Agama!” pesan Adum.
Sejak tahun lalu, Kementerian Agama telah mensosialisasikan lima pasti umrah. Masyarakat yang akan berumrah, harus memastikan apakah biro travelnya memiliki izin resmi atau tidak. Masyarakat juga harus memastikan maskapai penerbangan yang akan digunakan, akomodasi selama di Tanah Suci, serta seluruh jadwal dan agenda perjalanan umrahnya, hari demi hari seperti apa. Tidak kalah penting juga adalah memastikan visa nya sudah ada ataukah belum.
(jwt/kemenag)