Memperkuat aturan sekuler, menteri pendidikan Perancis mengumumkan langkah-langkah baru untuk mengabadikan nilai-nilai demokrasi dan menghormati agama di sekolah, menyusul insiden serangan yang menewaskan 17 orang awal bulan ini.
“Sekolah harus menjadi garis depan dari perang melawan intoleransi dan kebencian. Tapi sekolah tidak bertanggung jawab atas kejahatan yang menimpa mereka,” ujar menteri pendidikan Najat Vallaud-Belkacem seperti dikutip The Independent.
Berdasarkan langkah-langkah baru, murid berusia enam sampai 18 tahun akan menerima pelatihan intensif terkait nilai-nilai republik termasuk pemisahan penting agama dari negara.
Selain mendaftar di program studi baru tentang pentingnya lembaga dan simbol demokrasi, pelajar Perancis akan diajarkan untuk pertama kalinya, tentang prinsip perbedaan dan persamaan antar agama.
Siswa juga akan dididik tentang perbedaan antara tujuan berita dan propaganda atau konspirasi-teori, sedangkan masing-masing sekolah akan diminta untuk membuat koran sendiri, stasiun radio atau situs berita.
Langkah Belkacem menyusul adanya keluhan puluhan sekolah yang siswanya menolak untuk ikut ambil bagian dalam mengheningkan cipta selama satu menit yang digelar awal bulan ini untuk para korban Charlie Hebdo.
Najat Vallaud-Belkacem kelahiran Maroko adalah wanita pertama dalam sejarah Perancis yang memegang jabatan menteri pendidikan.
Sebagai bagian dari rencana senilai 250 miliar euro, para siswa dan orang tua mereka akan diminta untuk menandatangani “sekularitas Charter” mulai bulan September mendatang.[af/onislam]