ChanelMuslim.com – Memberikan home education atau pendidikan dari rumah kepada sang anak sudah menjadi kewajiban bagi seluruh orang tua.
Dari rumahlah, kepribadian anak nantinya bisa terbentuk. Sifat atau tindakan yang dilakukan anak di luar rumah adalah hasil didikan para orang tua di rumah.
Baca Juga: Ayah Bunda, Perhatikan 3 Hal Berikut Sebelum Menimbang Homeschooling
Memberikan Home Education adalah Kewajiban yang Harus Dilakukan Orang Tua
Ustaz Harry Santosa dan Ibu Septi Peni Wulandani menuliskan perihal Home Education ini dalam channel telegram Islamic Parenting @BaitiiJannatii
Dituliskan bahwa peradaban sesungguhnya berawal dari sebuah rumah, dari sebuah keluarga.
Home Education (HE) itu bersifat wajib bagi kita yang berperan sebagai penjaga amanah.
Sesungguhnya, HE itu adalah kemampuan alami dan kewajiban syar’i yang harus dimiliki oleh setiap orang tua yang dipercaya menjaga amanahNya.
Oleh sebab itu, kita di sini tidak akan melakukan hal yang luar biasa dalam HE.
Akan tetapi, kita hanya akan melakukan hal yang semestinya orang tua lakukan.
Home Education dimulai dari proses seleksi ayah/ibu yang tepat untuk anak-anak kita karena hak anak yang pertama adalah mendapatkan ayah dan ibu yg baik.
Setelah itu, dilanjutkan dari proses terjadinya anak-anak di dalam rahim sampai dia lahir.
Tahap berikutnya, dari usia 0-7 tahun, usia 8-14 tahun, dan usia 14 tahun ke atas kita sudah mempunyai anak yg aqil baligh secara bersamaan.
Home Education nyaris selesai di usia 14 tahun ke atas.
Orang tua akan mulai berubah fungsi menjadi coach anak dan mengantar anak menjadi dewasa, maka delivery method HE pun sudah jauh berbeda.
Baca Juga: Tarbiyah Jinsiyah, Pendidikan Seks dalam Islam
Hal-hal yang Semestinya Orang Tua Lakukan
Akan tetapi, ada beberapa hal yang semestinya kita lakukan kepada anak, yaitu mendidik, mendengarkan, menyayangi, melayani pada usia 0-7 tahun, memberi rasa aman & nyaman serta menjaga dari hal-hal yg merusak jiwa dan fisiknya.
Selain itu, orang tua juga harus memberi contoh dan keteladanan, mengajak bermain, dan berkomunikasilah dengan baik sesuai usia anak.
Imaji negatif akan melahirkan luka persepsi dan luka itu akan membuat anak kita memiliki sifat yang buruk saat beranjak dewasa.
Sampai sini, kita menyadari bahwa peran orang tua sebagai pendidik yg penuh cinta serta telaten maupun sebagai sosok yg diteladani dan menginspirasi tidak dapat digantikan oleh siapa pun.
Terlebih lagi, dalam membangkitkan kesadaran keimanan anak-anak.
Oleh sebab itu, penting bagi para pendidik untuk melakukan pensucian jiwa (tazkiyatunnafs) sebelum memulai mendidik dengan kitab dan hikmah.
Dalam akhir tulisannya, Ustaz Harry Santosa dan Ibu Septi Peni Wulandani mengingatkan bahwa orang tualah yg nantinya akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat. [Ind/Camus]