ChanelMuslim.com- Huma Hatun adalah seorang wanita yang menginspirasi. Ibu yang hebat dengan gaya pikir yang bijaksana. Mungkin tidak semua orang kenal siapa wanita yang jarang disebut di zaman kita ini.
Dari tangannya, lahirlah seorang Sultan yang lebih dikenali sebagai Sultan Muhammad Al-Fatih.
Penakluk Kota Konstantinopel yang dikagumi oleh seluruh dunia Islam dan ditakuti oleh Dunia Barat pada saat itu.
Baca Juga:Rahasia Ibunda Imam Bukhari Menembus Langit
Oleh Ustazah Ummu Sajjad
Semua orang berpikir untuk menjadi sosok yang hebat, tentu sudah punya tanda-tanda sejak lahir bahwa dia akan jadi hebat. Namun demikian, berdasarkan sejarah kebanyakan dari mereka adalah seperti kanak-kanak biasa saja.
Muhammad Al-Fatih merupakan anak keempat. Pada umumnya para orangtua sudah tidak terlalu berharap pada anak keempat. Potensi dan harapan justru lebih diletakkan pada anak pertama.
Akan tetapi, ini tidak terjadi pada ibu hebat satu ini. Beliau melihat semua anak-anaknya mempunyai harapan yang besar. Setiap anak dididik secara adil dan sebaik mungkin.
Huma Hatun tahu betul bahwa posisi seorang ibu ialah posisi yang sangat penting. Ibu adalah madrasah utama bagi anak-anaknya. Ibu berkewajiban memberikan pendidikan awal untuk anak.
Ibu Muhammad Al-Fatih adalah ibu yang shalihah, istimewa, ibu yang fokus dalam mendidik anaknya untuk menjadi orang yang besar.
Orang yang akan melumpuhkan Konstantinopel sesuai bisyarah Nabi Muhammad SAW. Setiap selesai shalat subuh, ibunya membawa Muhammad Al-Fatih kecil, kemudian ditunjukkan dari kejauhan benteng Konstantinopel yang megah itu.
Ibunya mengatakan “Namamu adalah nama nabi kita Muhammad Shalallahu Alaihi wa Sallam, nabi kita yang pernah mengatakan bahwa benteng itu pasti akan ditaklukkan. Dan kaulah yang akan menaklukkannya”.
Ibu yang sudah menggambarkan kebesaran di kepala anaknya dan dilakukan setiap hari, di waktu yang barokah pada pagi hari.
MasyaAllah, sungguh peran ibu sangat penting dalam setiap fase yang akan dilewati oleh seorang anak.
Bagaimana Huma Hatun, ibunda dari Penakluk Kota Konstantinopel menanamkan keyakinan sejak dini dan menjadikan Al-Fatih sebagai anak yang cerdas lagi kuat aqidahnya. [Ind/Wld].