Chanelmuslim.com – Sudah sampai manakah hafalan Quran kita? Banyaknya kesibukkan entah itu pekerjaan dalam mencari nafkah, atau pekerjaan di rumah terkadang membuat kita merasa tidak memiliki waktu. Jangankan untuk menghafal Alquran, untuk tilawah saja kadang tidak sempat.
Tetapi tidak dengan Nizar (43 tahun) yang saat ini telah hafal 30 juz. Beliau adalah VP Human Capital and Procurement di Telkomcel, anak perusahaan Telkom Group untuk bisnis internasional khusus negara Timor Leste.
Pria kelahiran Jakarta ini sudah bertugas selama dua tahun di Dili setelah malang melintang di beberapa daerah seperti Bandung dan Medan. Jika Anda mengira ia telah hafal Alquran sejak muda, Anda keliru.
Nizar justru baru mulai tertarik untuk menghafal Alquran saat berusia 34 tahun. Saat itu ia telah dikaruniai dua orang anak dan bertugas di Bandung.
Keinginan untuk menghafal Quran muncul ketika ia berangkat umroh dan merasa bahwa karunia yang dimilikinya begitu banyak. Disamping karunia berupa materi, ia merasa karunia yang terbesar dari Allah adalah hidayah. Rasa syukur telah melahirkan keinginan untuk dapat menjaga dan mempertahankan hidayah dari berbagai godaan.
Saat itulah muncul keinginan untuk lebih dekat dengan Al Quran, bisa membaca dengan benar dan menghafal. Di setiap tempat yang mustajab selama di masjidil haramia berdoa kepada Allah, semoga bisa menghafal Al Quran. “Dan entah kenapa, saya berdoa agar bisa hafal 30 juz sebelum usia 40 tahun,”
Pulang umroh ia bertekad merealisasikan doa tersebut. Kemudian ia mencari lembaga tahfidz Alquran di Bandung. Ia mengikuti seleksi namun tidak lulus dan malah di downgrade ke kelas tahsin (belajar membenarkan bacaan Alquran). Awalnya ia kecewa, tapi takdir Allah selalu baik.
Dua tahun suami dari Febris Maulidani harus jalani kelas tahsin. Belakangan ia sadar, penting untuk memperbaiki bacaan sebelum mulai menghafal, sementara huruf, tajwid dan fashohah masih banyak yang salah. Saat belajar tahsin ia diajak mengikuti sosiali metode Quantum Memori Alquran.
Ternyata itu memotivasinya untuk mencoba. Akhirnya sambil menjalani kelas tahsin, ia mulai menghafal sendiri. Otodidak dengan metode tersebut. Tidak disangka bisa selesaikan 6 juz, yaitu juz 30, 29, 28, 7, 1, dan 2.
Saat itu mulai terasa beratnya menjaga hafalan 6 juz, sehingga ia ragu-ragu untuk meneruskan. Ternyata Allah SWT memberi jawaban.
Dalam sebuah kajian tahfizh di mesjid Salman ITB, ia dipertemukan dengan ustadz Abdul Aziz. Dan di awal tahun 2008 Nizar masuk kelas menghafal Alquran di mesjid Habiburrahman dengan bekal 6 juz.
“Alhamdulillah prosesnya dimudahkan oleh Allah SWT. Rata-rata saya bisa menyetorkan hafalan ½ – 1 juz setiap minggu, sehingga tepat sebelum saya pindah tugas ke Medan di bulan April 2009 saya sudah menuntaskan seluruh setoran 30 juz,” tutur Nizar seperti dikutip dalam wawancaranya dengan bersamaislam.com.
Jika dihitung secara keseluruhan Nizar berhasil menyelesaikan hafalan selama kurang lebih 2 ½ tahun. Inilah jawaban dari doa-doa di multazam yaitu bisa hafal 30 juz sebelum usia 40 tahun.
Sebagai seorang VP, Nizar yang kini dikaruniai tiga orang anak, bertanggung jawab terhadap seluruh persoalan karyawan mulai dari rekrutmen hingga pensiun. Bahkan terkadang sampai ke urusan keluarga.
Karena itu menurutnya proses hafalan Quran tidak hanya selesai setelah 30 juz, tetapi bagaimana kita menjaganya. Hafalan Quran adalah ibadah seumur hidup. Harus dirancang kegiatan yang dapat menjaga hafalan dan mencari lingkungan yang kondusif.
Untuk dapat menghafal Quran yang pertama harus disiapkan adalah menyiapkan diri untuk bisa menerima Alquran, yaitu dengan mempelajari dan memperbaiki bacaan sambil memperbanyak amal sholeh yang akan menjadi bahan bakar kita untuk terus istiqomah dalam proses menghafal.
Disarankan juga bergabung dengan komunitas seperti One Day One Juz, atau komunitas serupa lainnya agar dapat saling memotivasi. Selain itu usahakan untuk meningkatkan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat berjamaah di mesjid, menegakkan shalat malam, berinfaq, dan berbagai amal sholeh yang dicontohkan nabi SAW.
Motivasi menghafal Quran yang dialami Nizar berubah seiring waktu, awalnya ia ingin menjadikan Al Quran sebagai benteng dalam menghadapi berbagai cobaan dan menjadi hafizh sebelum umur 40 tahun. Setelah mulai menghafal, ia ingin menjadi yang tercepat dalam menyelesaikan hafalan di mesjid Habiburrahman.
Setelah selesai menghafal, motivasinya berubah lagi ingin menjadikan Al Quran sebagai wirid harian. Pada akhirnya, motivasi menghafal Al Quran adalah untuk ingin dekat dengan Allah SWT. (w)