KISAH keberanian Zubair di medan perang memang sangat terkenal, ia memiliki bekas luka yang hampir memenuhi sekujur tubuhnya menjadi bukti dan beginilah penuturan seorang rekannya.
“Aku pernah bersama Zubair bin ‘Awwam dalam satu perjalanan dan aku melihat tubuhnya. Ada banyak bekas sabetan pedang. Di dadanya ada beberapa lubang bekas tusukan tombak dan anak panah.
Aku berkata kepadanya, ‘Demi Allah, yang kulihat di tubuhmu belum pernah kulihat di tubuh orang lain. ‘Ia menjawab, ‘Demi Allah, semua luka-luka ini kudapat bersama Rasulullah dalam peperangan membela agama Allah.”
Baca Juga: Zubair bin Awwam, Utangnya Membawa Keberkahan
Zubair bin Awwam Memiliki Luka di Sekujur Tubuhnya
Seusai Perang Uhud, dan pasukan Quraisy sedang dalam perjalanan pulang ke Mekah, Zubair dan Abu Bakar diperintahkan Rasulullah memimpin kaum muslimin mengejar mereka agar mereka menganggap kaum muslimin masih mempunyai kekuatan, sehingga mereka tidak berpikir untuk menyerbu Madinah.
Abu Bakar dan Zubair membawa 70 tentara muslim. Sekalipun Abu Bakar dan Zubair sebenarnya sedang mengikuti satu pasukan yang menang perang dan berjumlah jauh lebih besar, namun kecerdikan dan siasat yang dipergunakan keduanya berhasil mengecoh mereka.
Mereka menyangka bahwa pasukan yang dipimpin Abu Bakar dan Zubair adalah pasukan perintis dan di belakang pasukan ini masih ada pasukan yang jauh lebih besar. Tentu saja ini membuat mereka takut. Mereka pun mempercepat langkah menuju Mekah.
Di Perang Yarmuk, Zubair memerintahkan satu pasukan tersendiri. Ketika banyak prajuritnya yang lari ketakutan melihat jumlah pasukan Romawi yang begitu banyak, ia berteriak, “Allahu Akbar”, lalu menyerbu pasukan Romawi sendirian dengan pedangnya.
Ia sangat rindu untuk syahid. Ia berkata, “Thalhah bin Ubaidillah nabi setelah Muhammad saw. Karena itu, aku memberi nama anak-anakku dengan nama para syuhada dengan harapan mereka syahid.”
Ada yang diberi nama Abdullah dari nama Abdullah bin Jahsy.
Ada yang diberi nama Mundzir dari nama Mundzir bin Amru.
Ada yang diberi nama Urwah dari nama Urwah bin Amru.
Ada yang diberi nama Hamzah dari nama Hamzah bin Abdul Muthalib.
Ada yang diberi nama Ja’far dari nama Ja’far bin Abi Thalib
Ada yang diberi nama Mush’ab dari nama Mush’ab bin Umair.
Ada yang diberi nama Khalid dari nama Khalid bin Sa’id.
Seperti itulah, semua anaknya diberi nama dengan nama-nama suhada dengan harapan bisa syahid seperti mereka.
Disebutkan dalam buku sejarah, “Zubair tidak pernah menjadi bupati atau gubernur. Tidak pernah menjadi petugas penarik pajak atau cukai. Ia tidak pernah menduduki jabatan kecuali sebagai pejuang perang membela agama Allah.”
Ia sangat percaya dengan kemampuannya di medang perang dan itulah kelebihannya. Meskipun pasukannya berjumlah 100 ribu prajurit, namun ia seakan-akan sendirian di arena pertempuran. Seakan-akan dia sendiri yang memikul tanggung jawab perang.
Keteguhan hati di medan perang dan kecerdasannya dalam mengatur siasat perang adalah keistimewaanya.
Sumber: 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom [Ai/Ln]