Oleh: Ustaz Farid Nu’man Hasan
ChanelMuslim.com – Hukum anak kecil ikut shalat berjamaah. Ustaz, saya mau bertanya. Saya punya anak usia 6 tahun 2 bulan, sudah mau diajak shalat lima waktu meski belum rutin. Kadang di rumah dengan saya, kadang ke masjid dengan Ayahnya.
Tapi gerakannya belum sempurna. Kadang saat shalat masih melakukan gerakan-gerakan lain, seperti jalan ke sana kemari. Kadang tiba-tiba duduk terus berdiri lagi.
Yang saya tanyakan, apakah shalat yang saya lakukan dengan anak saya tersebut termasuk shalat berjamaah? Lalu bagaimana harusnya teknis pelaksanaannya? Apa seperti shalat berjamaah juga?
Baca Juga: Haykal Kamil, Ini Tiga Kata Ajaib yang Harus Diajarkan kepada Anak sejak Kecil
Jawaban: Anak kecil, ada dua macam: mumayyiz dan ghairu mumayyiz.
Mumayyiz, oleh para ulama diartikan seorang anak kecil yang sudah memahami pembicaraan dan dia mampu menjawabnya.
Sedangkan ghairu mumayyiz belum mampu.
Hukum Anak Kecil Ikut Shalat saat Memasuki Usia Mumayyiz
Mayoritas ulama mengatakan usia mumayyiz itu tujuh tahun dan/atau lebih, berdasarkan hadits:
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ
“Perintahkan anak-anak kalian melaksanakan shalat di saat mereka berusia tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud no. 495, hasan)
Sebagian lain mengatakan usia mumayyiz tidak ada patokan baku, asalkan dia sudah bisa membedakan siang dan malam, waktu shalat, dan memahami pembicaraan kepadanya.
Bagi anak yang sudah mumayyiz, maka dia boleh bersama shaf orang dewasa bahkan menjadi imamnya, khususnya dalam shalat sunnah.
Ini berdasarkan hadits Amru bin Salamah Radhiallahu ‘Anhu:
فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَلْيُؤَذِّنْ أَحَدُكُمْ, وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْثَرُكُمْ قُرْآنًا»، قَالَ: فَنَظَرُوا فَلَمْ يَكُنْ أَحَدٌ أَكْثَرَ قُرْآنًا مِنِّي, فَقَدَّمُونِي, وَأَنَا ابْنُ سِتٍّ أَوْ سَبْعِ سِنِينَ
“Jika sudah masuk waktu shalat maka azanlah salah seorang kalian, dan tunjuk yang paling banyak hapalannya sebagai imam kalian.”
Amru bin Salamah berkata: “Mereka melihat-lihat tapi tidak seorang pun yang hapalan Al Qurannya lebih banyak dibanding aku, lalu mereka memintaku maju menjadi imam, saat itu berusia enam atau tujuh tahun.” (HR. Al Bukhari No. 4302)
Mayoritas ulama mengatakan kebolehan anak kecil jadi imam shalat hanyalah pada shalat sunnah, sebab shalat fardhu mereka belum diwajibkan. Tidak sah shalat menjadi makmumnya orang yang belum wajib shalat.
Imam asy Syafi’i mengatakan kebolehan itu berlaku untuk shalat fardhu dan sunnah sekaligus, karena hadits di atas tidak menunjukkan khusus buat shalat sunnah.
Maka, jika anak mumayyiz sudah boleh menjadi imamnya orang dewasa, maka apalagi sekadar berbaris bersama shaf orang dewasa.
Anak Kecil Ghairu Mumayyiz Belum Wajib Shalat
Ada pun anak kecil yang masih ghairu mumayyiz, maka tidak dibenarkan berada di shaf Orang dewasa, sebab keberadaannya dianggap seperti tidak ada, mereka juga belum wajib shalat. Ini merupakan pendapat empat mazhab.
Jika keberadaan anak kecil justru menganggu shalat orang dewasa, gaduh misalnya, maka sebaiknya mereka tidak dibawa. Sebagian ulama memakruhkan membawa anak-anak ke masjid karena hal ini, dan juga hadits:
جَنِّبُوا مَسَاجِدَكُمْ صِبْيَانَكُمْ وَمَجَانِينَكُمْ
“Jauhkan masjid-masjid kalian dari anak-anak kalian dan orang gila.” (HR. Ibnu Majah, Al Baihaqi, dll)
Namun para imam hadits menyatakan kedha’ifan hadits ini.
Sementara jika anak-anak itu bisa diatur, tidak gaduh, tidak apa-apa mereka ke Masjid dengan shafnya tersendiri di belakang orang dewasa berdasarkan hadits Abu Dawud, atau boleh diujung shaf sebagaimana yang dijelaskan Imam asy Syaukani.
Wallahu a’lam.[ind]