BEGINILAH mencekamnya Perang Yamamah. Pertempuran itu merupakan peperangan untuk memerangi para munafik dan pasukan Musailamah.
Zaid bin Khaththab telah mempersiapkan dirinya untuk bertemu Rajjal. Mencekam! Inilah yang meliputi peristiwa Yamamah.
Baca Juga: Zaid bin Khatthab yang Mencari Syahid
Mencekamnya Perang Yamamah
Khalid bin Walid mengumpulkan pasukan Islam, lalu dibagi menjadi beberapa regu dengan tugas masing-masing. Setelah itu, bendera pasukan diserahkan kepada Zaid bin Khaththab.
Bani Hanifah, pengikut Musailamah, berperang mati-matian. Pasukan Islam terlihat di bawah angin. Banyak dari mereka yang gugur sebagai syahid.
Zaid melihat mental dan semangat juang pasukan Islam mulai menurun. Ia mendaki sebuah tempat yang agak tinggi dan berseru kepada pasukannya,
“Wahai saudara-saudaraku, jangan gentar! Gempur musuh! Serang mereka habis-habisan! Demi Allah, aku tidak akan bicara lagi sebelum mereka dibinasakan Allah atau aku menemui-Nya dan menyampaikan alasan-alasanku.”
Kemudian, ia turun dengan menggertakan gerahamnya dan mengatupkan kedua bibirnya, tidak menggerakan lidahnya untuk mengucapkan satu kata pun.
Baginya, kunci peperangan ini ada pada Rajjal. Ia menerobos barisan musuh bagai anak panah, mencari Rajjal. Hingga akhirnya, ia melihatnya.
Namun, lautan manusia yang sedang berperang, berkali-kali menghempaskannya ke pantai, menjauh dari Rajjal. Zaid terus berusaha mendekat, namun berkali-kali bayangan Rajjal ditelan oleh lautan manusia.
Akhirnya, Zaid berhasil mendekati Rajjal. Dengan segala kekuatan Zaid memenggal kepala Rajjal yang penuh kesombongan, kebohongan, dan kebusukan. Ia menumpaskan kemunafikan yang ada dalam kepala Rajjal.
Dengan tewasnya si pembuat kebohongan ini, bendera pasukan musuh mulai berjatuhan. Musailamah mulai waswas. Begitu juga Muhkam bin Thufail. Lalu diikuti pasukannya.
Sebelumnya, Musailamah telah menjanjikan kemenangan yang nyata dan bersama Rajjal bin ‘Unfuwah serta Muhkam bin Thufail akan membawa mereka ke masa depan gemilang dengan menyebarkan agama serta membangun pemerintahan mereka.
Sekarang, Rajjal telah mati. Berarti kenabian Musailamah adalah bohong. Besok giliran Muhkam yang tewas dan lusa giliran Musailamah.
Demikianlah, Zaid bin Khaththab telah menyebabkan kehancuran dahsyat di barisan Musailamah.
Sementara di barisan pasukan Islam, ketika mengetahui tewasnya Rajjal, semangat mereka kembali berkobar, bahkan lebih besar. Yang terluka pun bangkit lagi dengan pedangnya tanpa mempedulikan luka mereka.
Bahkan, mereka yang telah berada di bibir maut, tidak ada tanda-tanda hidup lagi kecuali isyarat mata, sewaktu berita gembira itu sampai ke telinga, mereka merasakannya seperti mimpi indah.
Mereka ingin sekali diberi sedikit kekuatan untuk kembali berperang dan menyaksikan kemenangan yang mengagumkan di akhir hayat mereka.
Tetapi, apa gunanya semua itu bagi mereka karena semua pintu surga telah terbuka lebar untuk menerima mereka? Sesungguhnya, sekarang mereka sedang mendengarkan nama-nama mereka dipanggil. [Cms]
Sumber : 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom