WAKTU turunnya Nabi Isa dan syariat yang dipakai. Isa bin Maryam turun ketika umat Islam sedang menyusun saf shalat Subuh dan imam sudah maju. Mengetahui Isa sudah berada di antara mereka, imam pun mundur mempersilakan Nabi Isa untuk mengimami mereka. Tapi, Isa menolak.
Baca Juga: Kisah Dakwah Nabi Isa
Turunnya Nabi Isa
Dalam shahih Muslim diriwayatkan, Jabir bin Abdullah r.a. mendengar Rasulullah bersabda, “Sekelompok umatku masih tetap akan berperang dalam kebenaran dan menang sampai hari kiamat.
Isa bin Maryam turun, lalu pemimpin mereka berkata, ‘Mari, imamilah shalat kami!’ Isa menjawab, ‘Tidak, sesungguhnya sebagian kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain, sebagai penghormatan Allah pada umat ini.”
Nabi Isa mengikuti syariat Islam
Nas di atas dengan tegas menjelaskan bahwa yang menjadi imam adalah salah seorang dari umat ini. Ada pun riwayat ‘lalu dia (Isa) mengimami kalian’ atau dia mengimami mereka’ tidak berarti dia mengimami mereka di dalam shalat. Melainkan dia akan melaksanakan hukum bagi mereka dari Kitabullah.
Tidak majunya Isa bin Maryam menjadi imam shalat adalah bukti bahwa dia datang sebagai pengikut Rasulullah saw. dan melaksanakan hukum dengan Alquran. Bukan dengan Injil. Hal ini karena syariat Islam sebagai penghapus syariat-syariat sebelumnya.
Di samping itu, Allah telah mengambil sumpah dan janji dari para Nabi bahwa mereka akan beriman kepada Muhammad saw. dan mengikutinya jika beliau diutus ketika para Nabi masih hidup.
Allah berfirman, “Ketika Allah mengambil sumpah para nabi, Sungguh, kitab dan hikmahlah yang Kuberikan kepada kalian, kemudian datang kepadamu rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kalian akan beriman kepadanya dan menolongnya.
Allah berfirman, ‘Apakah kalia mengakui dan menerima perjanjianKu pada yang demikian itu.’ Mereka menjawab, ‘Kami mengikuti.’ Allah berfirman, ‘Kalau begitu, bersaksilah, dan Aku menjadi saksi bersama kalian.’ Orang yang berpaling sesudah itu adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali Imran: 81-82)
Isa turun menjadi pengikut Rasulullah sebagai pelaksana hukum syariat Alquran. Karena itu, dia shalat di belakang orang saleh itu. Hal ini merupakan kehormatan yang sangat besar bagi umat ini.
Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Said, Rasulullah bersabda, “Di antara kita ada orang yang Isa bin Maryam akan shalat di belakangnya.” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab al-Mahdi.
An-Nawawi, dalam bantahannya terhadap orang-orang yang tidak mengakui turunnya Isa a.s. dan menyangka bahwa itu kontradiktif dengan sabda Rasulullah, ‘Tidak ada nabi sesudah saya,’’ dan dengan begitu dia menjadi penghapus syariat Rasulullah saw., berkata, “Ini adalah logika yang salah. Sebab, dengan turunnya Isa tidak dimaksudkan bahwa dia turun sebagai nabi dengan syariat yang menghapus syariat kita.
“Tidak disebutkan begitu dalam hadis ini, tidak juga di dalam hadis lain. Tetapi, dia akan turun sebagai hakim yang adil, yang melaksanakan syarait kita, menghidupkan syariat kita yang sudah ditinggalkan oleh manusia.”
[mh/Cms]