PINTU menuju kemenangan hidup. Kata sabar sudah familiar dalam kehidupan sehari-hari kita. Banyak ungkapan, nasehat, dan pengingat terkait kata sabar ini. Namun, apakah kita benar-benar telah memahami makna dari kata sabar tersebut?
Baca Juga: Resensi Buku Mendidik Jangan Mendadak
Pintu Menuju Kemenangan Hidup
Buku Sabar Tanpa Batas karya M. Nurroziqi bisa menjadi salah satu referensi untuk memaknai kesabaran itu sendiri. Mungkin banyak sifat sebagai manusia yang akhirnya menimbulkan batas dari kesabaran. Mulai dari marah, dendam, putus asa, patah semangat, stres, bingung, frustasi, hingga keinginan untuk memperoleh keadilan. Padahal, semua sifat tersebut tidak boleh membatasi kesabaran.
Sabar haruslah tanpa batas karena sabar merupakan pintu menuju kemenangan hidup. Dengan sabar, kita memilih cara nikmat menjalani kehidupan. Sabar menetramkan hati kita yang sering kali terombang-ambing dalam suka duka, sehat sakit, kesulitan kemudahan, kesempitan kelapangan, atau tangis tawa.
Buku ini terbagi dalam 4 bab, yaitu Bab 1: Tidak Lelah Belajar, Bab 2: Sabar Tanpa Batas, Bab 3: Manusia Kualitas, dan Bab 4: Hidup Penuh Masalah, Alhamdulillah. Pada setiap bab, penjelasan terkait sabar tanpa batas menjadi lebih detail diterangkan dalam sub bab yang lebih spesifik.
Di awal, buku ini mengajak pembaca untuk mengetahui apa saja yang sering membatasi kesabaran kita. Beragam langkah salah bisa ditempuh seseorang karena kurangnya rasa sabar. Sehingga kita mudah terseret hawa nafsu yang justru memunculkan akhlak tidak baik.
Selanjutnya, buku ini membawa kita untuk menerima segala yang ada. Bukan disebabkan oleh keterpaksaan tetapi kerelaan dalam menikmati setiap pemberian-Nya. Ternyata, sabar bisa diciptakan dengan penuh kesadaran. Kita mampu membentuk kesabaran ketika memahami segala yang terjadi merupakan cara Allah untuk menarik kita sebagai hamba-Nya agar semakin dekat.
Tidak hanya itu, buku Sabar Tanpa Batas seolah memberikan cerminan dalam mengarungi kehidupan. Alhasil, kita seakn beljr bersama-sama untuk menjadi pribadi yang lebih dan lebih sabar lagi, terutama dalam menjalani kehidupan dunia yang sementara. Jika ada batas dalam kesabaran, mungkin itu adalah waktu kematian kita. [Wnd]