ChanelMuslim.com – Psikolog Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto mengatakan bahwa tidak boleh melakukan pembelajaran jarak jauh jika berdampak pada psikologi anak yang belum siap menerima metode ini.
“Menganjurkan jangan belajar jarak jauh, tapi belajar jarak dekat dengan ayah dan bunda. Belajar di rumah, materi belajar dari guru disampaikan ke orang tua lalu ke anak dengan gaya masing-masing, yang penting kompetensinya. Jadi, inti dari kurikulum itu terpegang dengan lima inti: etika, estetika, ilmu pengetahuan, teknologi, nasionalisme dan kesehatan. Itu yang disampaikan dengan cara ramah anak, kreatif, hingga penuh persahabatan,” ungkap Kak Seto sebagai psikologi anak dalam acara Parent Talk Sabtu, (10/09/2020).
“Kementerian Pendidikan sudah mengajarkan tidak perlu capaian kurikulum, ini masih oke. Coba di pulau-pulau yang tidak tersentuh virtual dengan beragam kendala. Target anak, senyum setiap hari, itu aja,” ujar Seto Mulyadi.
Kak Seto juga memohon kepada para orang tua agar di masa pandemi ini terus membangun energi positif, membuat keseimbangan dalam belajar, terus bersyukur dan mengontrol emosi dengan baik. Tapi ketika sudah weekend, semua waktu kuantitas maupun kualitas harus tercurahkan kepada anak.
Selama pandemi Covid-19, anak-anak banyak yang belajar dari rumah. Banyak kendala yang dialami sehingga sering kali anak-anak sulit mengikuti kurikulum pendidikan yang diterapkan.
Pembelajaran jarak jauh cenderung membuat anak bosan, jenuh bahkan menemui tingkat stres ditambah kurang dukungan dari peran orang terdekat seperti orang tua, kakak maupun saudaranya.
“Tips bagi wanita pekerja, bahkan single parent: dengan rasa syukur, mulai bangun tidur, tataplah wajah diri sendiri, dan tersenyum di depan kaca. Senyum adalah kekuatan dalam membangun energi positif. Menjaga kesehatan dengan senyum, dengan hidup gembira. Gerak dengan berolahraga, emosi dikontrol dengan komunikasi bersama, makan bergizi di tengah pandemi ini, jangan lupa bersyukur, istirahat berkualitas seperti tidur berkualitas, isitrahat ngomel, maupun sifat negatif-negatif, rukun dalam keluarga, aktif berkarya,” lanjut Seto Mulyadi.
Kak Seto juga mengajak anak-anak untuk bermain dan orang tua siap menjadi sahabat anak.
“Yuk kita bermain, dunia anak adalah dunia bermain. Melalui bermain, kita belajar, dari etika, estetika, ilmu pengetahuan dan teknologi hingga kesehatan. Semua harus siap menjadi guru sehingga siap menjadi sahabat anak,” kata Kak Seto.
Kak Seto menambahkan, kurikulum harus disesuaikan karena kondisi saat ini tidak perlu mengejar target kurikulum.
“Pemahaman sehat tidak hanya sehat fisik, maupun sehat jiwa. Marilah anak-anak diperlakukan sebagai teman. Demi kepentingan terbaik bagi anak bukan kepentingan orang tua, jiwa anak ini harus dijaga,” tutupnya.
Bicara peran orang tua, Jenahara Nasution mengungkapkan bahwa peran orang tua sangat penting selama anak belajar di rumah.
“Peran orang tua sangat penting dalam memecah kebosanan anak-anak selama belajar di rumah. Bahkan saya sering ajak anak-anak untuk jalan-jalan dahulu dalam mengurangi rasa bosan,” kata Jena.
Dompet Dhuafa, salah satu lembaga filantropi Islam di Indonesia, menggelar Diskusi bertajuk “Parent Talk: Ajarkan Orang Tua Menjadi Teman di Tengah Pembelajaran Jarak Jauh” pada Sabtu, (10/10/2020).[ind/Walidah]