ASSALAMUALAIKUM Ustaz, ana lihat ada ustaz di Youtube yangg mengatakan baca doa iftitah itu wajjahtu wajhiya, tidak ada pakai “inni”, apa benar?
Ustaz Farid Nu’man Hasan menjawab mengenai permasalahan ini yaitu sebagai berikut.
Perlu diingat, membaca iftitah (istiftah) itu sunnah dalam shalat menurut mayoritas ulama, kecuali Imam Malik yang mengatakan makruh, serta salah satu riwayat dari Imam Ahmad yang mengatakan wajib.
Tapi, umumnya mengatakan sunnah. Masalah doa iftitah sudah beberapa kali dibahas.
Artinya, jika Anda tidak memakainya, maka shalat tetap sah dan tidak ada masalah.
Maka, apalagi hanya sekadar memakai “inni” atau tidak. Maka, janganlah hal ini dijadikan ajang keributan dan ini sudah sering ditanyakan seperti ini.
Kemudian, bacaan iftitah dengan awalnya inni wajjahtu wajhiya… itu memang ADA. Sebagaimana riwayat yang tanpa “inni” juga ada. Jadi, dua-duanya ada.
Baca Juga: Shalat Tanpa Membaca Iftitah dan Surah Alquran
Membaca Inni Wajjahtu Wajhiya dalam Doa Iftitah juga Sunnah
Untuk yang tanpa “Inniy”:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ كَانَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ، قَالَ: «وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ
أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا
أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Dari Ali bin Abu Thalib dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam; Biasanya apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat, beliau membaca (do’a iftitah) sebagai berikut:
“WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDLA HANIIFAN WAMAA ANAA MINAL MUSYRIKIIN, INNA SHALAATII WA NUSUKII WA MAHYAAYA WA MAMAATII LILLAHI RABBIL ‘AALAMIIN LAA SYARIIKA LAHU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANAA MINAL MUSLIMIIN ALLAHUMMA ANTAL MALIKU LAA ILAAHA ILLAA ANTA, ANTA RABBII WA ANAA ‘ABDUKA ZHALAMTU NAFSII WA’TARAFTU BI DZANBII FAGHFIL LII DZUNUUBII JAMII’AN INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUB ILLAA ANTA WAH DINII LIAHSANAIL AKHLAAQ LAA YAHDII LIAHSANIHAA ILLAA ANTA WASHRIF ‘ANNII SAYYIAHAA LAA YASHRIFU ‘ANNII SAYYIAHAA ILLAA ANTA LABBAIKA WA SA’DAIKA WAL KHAIRU KULLUHU FII YADAIK WASY SYARRU LAISA ILAIKA ANAA BIKA WA ILAIKA TABAARAKTA WA TA’AALAITA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA
(Aku hadapkan wajahku kepada Allah, Maha pencipta langit dan bumi dengan keadaan ikhlas dan tidak mempersekutukan-Nya.
Sesungguhnya shalatku, segala ibadahku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan karena itu aku patuh kepada perintah-Nya, dan berserah diri kepada-Nya. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa.
Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzhalimi diriku dan aku mengakui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya.
Sesungguhnya tidak ada yang berwenang untuk mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Dan tunjukilah kepadaku akhlak yang paling bagus.
Sesungguhnya tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Dan jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau.
Labbaik wa sa’daik (Aku patuhi segala perintahMu, dan aku tolong agama-Mu). Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan kejahatan tidak datang daripada-Mu. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampun dari-Mu dan aku bertobat kepada-Mu).”
(HR. Muslim no. 771)
Untuk yang memakai “Inniy”:
عَنْ أَبِي رَافِعٍ، قَالَ: وَقَعَ إِلَيَّ كِتَاب
ٌ فِيهِ اسْتِفْتَاحُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ إِذَا كَبَّرَ قَالَ: «إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Dari Abu Rafi’, dia berkata: Aku mendapatkan kitab yang di dalamnya terdapat doa istiftah (iftitah) yg dibaca Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa jika beliau bertakbir lalu beliau membaca:
INNI WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZI FATHARAS SAMAWAATI WAL ARDHA HANIFA WA MAA ANA MINAL MUSYRIKIIN..
(HR. Ath Thabarani dalam Al Kabir, no. 928. Al Haitsami mengatakan: sanadnya terdapat Muhammad bin Ishaq, dia terpercaya tapi mudallis dan meriwayatkan secara ‘an’anah, dan perawi lainnya semuanya terpercaya. Majma’ az Zawaid, 2/127)
Hadis serupa diriwayatkan Imam al Baihaqi, dari jalan Ali bin Abi Thalib. (Syu’abul Iman, no. 2864)
Para ahli fiqih pun memakai inni wajjahtu wajhiya, Imam Shiddiq Hasan Khan Rahimahullah mengatakan:
ذهب الشافعي في دعاء الافتتاح إلى حديث علي رضي الله تعالى عنه: “إني وجهت وجهي” الخ
Imam asy Syafi’i berpendapat tentang bacaan doa Iftitah berdasarkan hadits Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu: INNIY WAJJAHTU WAJHIYA, dst.
(Raudhah an Nadiyah, 1/100)
Begitu pula dari Al Qadhi Abu Yusuf Rahimahullah, Beliau adlh kawan dan murid Imam Abu Hanifah:
إذَا فَرَغَ مِنْ التَّكْبِيرِ يَقُولُ إنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِي لِلَّذِي. . . إلَخْ
Jika selesai takbiratul ihram, hendaknya dia membaca: INNIY WAJJAHTU WAJHIYA..
(Durar Al Hukkam, 1/68)
Dan masih banyak keterangan lainnya dari para fuqaha.
Maka, tambahan inniy (sesungguhnya aku), sama sekali tidak masalah. Tidak dipakai pun juga tidak masalah, bahkan tidak membaca doa iftitah pun juga shalat tetap sah.
Demikian. Wallahu a’lam. Semoga penjelasan mengenai bacaan doa iftitah ini menambah khazanah keislaman kamu, Sahabat Muslim.[ind]