ChanelMuslim.com – Sabar dan syukur merupakan dua wajah dari satu koin istiqamah. Sabar adalah bentuk istiqamah saat mengalami musibah. Dan syukur berarti istiqamah ketika mengalami anugerah atau kenikmatan.
Pandemi saat ini menggiring dunia memasuki masa resesi. Ketika sebuah negara disebut resesi, berarti pertumbuhan negara itu terus merosot selama minimal 6 bulan berturut-turut, baik tingkat produksi barang yang dihasilkan maupun sektor jasanya.
Apa akibatnya? Negara yang mengalami resesi akan mengecilkan peluang pekerjaan untuk rakyatnya. Hal ini karena lembaga usaha yang mempekerjakan orang di negara itu ikut mengecilkan produksi atau tutup sama sekali.
Baca Juga: Doa Memohon Kesabaran Hati dalam Berbagai Ujian
Sabar dan Syukur di Masa Resesi
Dalam negara yang mengalami resesi berkepanjangan, maka akan berdampak pada inflasi tinggi. Iflasi adalah ketika harga barang menjadi lebih mahal dari biasanya. Hal ini terjadi karena jumlah barang yang beredar mengalami penurunan sebagai akibat dari turunnya tingkat produksi.
Jadi lengkap sudah pukulan untuk warga di negara yang mengalami resesi. Sudah kehilangan penghasilan dalam jangka waktu yang lama, harga barang pun mengalami kenaikan luar biasa.
Untuk masa awal resesi, mungkin akan terjadi deflasi atau penurunan harga barang dari biasanya. Hal ini karena semua produsen baik itu perusahaan atau individu ramai-ramai mengejar liquiditas atau uang segar. Banyak diskon, dan banyak orang menjual aset secara mendesak alias butuh uang.
Namun, deflasi ini hanya sementara. Selanjutnya, cuaca ekonomi akan banyak badai. Harga barang melonjak tak terjangkau. Dan, kemampuan daya beli kian menurun ke lembah yang dalam.
Dalam keadaan seperti ini, pemerintah biasanya melancarkan strategi suntikan daya. Bisa berupa bantuan uang atau subsidi harga barang pokok. Hal ini dimaksudkan agar perputaran ekonomi terus bergulir, walaupun tidak secepat biasanya.
Keadaan resesi ini sebenarnya sebuah kewajaran. Terlebih untuk orang-orang beriman. Ada masanya hidup serba nyaman, dan ada masanya hidup menjadi serba susah. Di situlah seorang mukmin memahami apa yang dimaksud dengan syukur dan sabar. Dua hal yang sangat dipuji Nabi saw. yang dikhususkan hanya untuk orang-orang mukmin.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له
“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” (HR. Muslim)
Secara teori, syukur dan sabar memang mudah untuk diucapkan. Tapi, bukan main susahnya ketika dalam kenyataan. Perlu keimanan yang kuat agar syukur dan sabar bisa muncul secara spontan dalam diri seorang mukmin.
Inilah anugerah Allah yang paling mahal. Tidak bisa dimiliki oleh orang yang tidak punya iman. Bayangkan, ketika pukulan resesi dialami secara individu, dan saat itu orang tidak memiliki sandaran yang kuat; maka akan terjadi bencana luar biasa.
Resesi kian nampak di depan mata. Negara-negara super kaya seperti Amerika, Jerman, Jepang, dan Singapura pun sudah menyatakan diri telah resesi. Karena itu, hal penting yang harus kita siapkan bukan sekadar soal dana cadangan. Karena hal itu tidak memberikan jaminan seseorang bisa bertahan.
Justru, di sinilah peluang kita untuk kian mendekat kepada Yang Maha Kaya. Curahkan semua kegelisahan hanya kepadaNya. Dan, mintalah pertolongan hanya kepada Allah. Bukan ke yang lain.
Hasbunallah wani’mal wakil. Ni’mal maula, wani’man nashir. Cukuplah Allah sebagai tempat bersandar kami, sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. (Mh)