ChanelMuslim.com- Setelah kasus Yerusalem yang diotak-atik Israel, kini wilayah Tepi Barat yang sebentar lagi akan dicaplok negara anti kemanusiaan itu. Melalui seruan yang disampaikan Perdana Menteri Israel, Netanyahu, awal bulan Juli ini ia akan minta persetujuan parlemen untuk memuluskan ambisinya itu.
Manuver Netanyahu merupakan kelanjutan dari upaya penguasaan wilayah Palestina secara diam-diam. Terutama di wilayah Tepi Barat. Secara defacto, hampir 50 persen wilayah Tepi Barat sudah dipenuhi dengan permukiman dan infrastruktur milik Israel.
Secara umum, Israel, apa pun faksi dan partainya, sebenarnya sudah merencanakan secara matang untuk melakukan pencaplokan wilayah Tepi Barat. Apa yang dilakukan Netanyahu adalah salah satu letupan yang diproyeksikan untuk kepentingan politik atau dukungan bagi kepemimpinannya.
Jadi, kalau pun ia berhasil membuktikan wacananya itu, Israel akan mendapat tambahan wilayah baru. Kalau tidak terlaksana, setidaknya, Netanyahu akan mendapat dukungan politik untuk masa kepemimpinannya.
Di sisi lain, Israel, melalui Netanyahu, sedang menjajal dunia tentang apa reaksi yang akan muncul. Ia berharap, momen di masa pandemi ini akan memecah konsentrasi dunia untuk fokus menyimak masalah yang dihadapi Palestina. Dengan begitu, energi dunia bisa berkurang dalam memberikan reaksi negatif terhadap manuver jahat Israel.
Di sisi lain, melalui saudara kembarnya, Amerika; Israel memainkan stigma positif bahwa apa yang ia lakukan dengan pencaplokan itu sebagai langkah wajar demi kepentingan dalam negerinya, baik ekonomi maupun pertahanan.
Hal itu sudah ditegaskan pihak Amerika bahwa mereka mendukung penuh langkah pencaplokan itu. Trump menyampaikan itu hanya selang beberapa hari setelah Netanyahu mengkampanyekan ambisi Israel itu kepada dunia.
Dengan begitu, dunia bereaksi dengan tidak semata-mata menilai manuver pencaplokan Tepi Barat oleh Israel. Tapi juga memperhatikan sosok Amerika yang secara terang-terangan sudah menyatakan berada di pihak mana.
Di masa pandemi seperti saat ini, ekonomi dunia mengalami keadaan yang memprihatinkan. Pada situasi seperti inilah, posisi Amerika menjadi sangat diperhitungkan karena melalaui negara inilah lobi-lobi keuangan di Bank Dunia bisa dimulai.
Di sisi yang berbeda, posisi Amerika menjadi sangat menentukan bagi negara-negara Timur Tengah yang sebagian besar masih dalam bayang-bayang konflik dalam negeri. Kepentingan lobi, keuangan, dan senjata terhadap Amerika begitu besar di banding ketegasan terhadap garis ideologi dengan Israel. Di antara jajaran negara ini antara lain Arab Saudi, Mesir, dan Turki.
Israel sudah membaca peta dunia Islam akan bereaksi dalam potret seperti ini. Namun, mereka khawatir akan munculnya reaksi di luar ini yang datang di luar perhitungan mereka. Antara lain, reaksi yang akan dimunculkan dua negara pesaing bekingnya, Amerika, yaitu Rusia dan Cina.
Rusia dan Cina sangat berkepentingan dengan situasi dan kondisi Timur Tengah. Selain sebagai pemasok energi, negara Timur Tengah juga lahan menguntungkan pemasaran produk mereka, antara lain senjata dan teknologi cyber.
Selain dua negara ini, Israel pun ingin memetakan secara lebih jelas tentang potret negara-negara Eropa. Israel memahami bahwa perkembangan dunia informasi saat ini menjadikan sosial politik di Eropa tidak lagi bisa diprediksi secara mapan.
Siapa sangka, hanya dengan perkembangan dunia informasi, terjadi perubahan signifikan dalam sosial dan budaya masyarakat Eropa. Di mana, pengaruh budaya Islam begitu besar di hampir semua negara Eropa. Terutama, di negara sekutu besar mereka, Inggris.
Israel juga menghitung perkembangan teknologi informasi saat ini yang bisa menjadi bumerang untuk diri mereka. Terutama, dalam reaksi masyarakat Eropa yang mulai terwarnai ideologi Islam untuk mempengaruhi kebijakan politik masing-masing negaranya.
Dengan kata lain, Israel menjajal dunia bukan ditujukan untuk reaksi negara-negara Timur Tengah. Melainkan, reaksi dari negara-negara besar yang berseberangan dengan Amerika seperti Cina dan Rusia; serta negara-negara Eropa yang mulai terikat dengan konsekuensi kecenderungan warganya yang lebih akrab dengan ideologi Islam.
Lalu, akankah Israel akan berani terang-terangan mencaplok tepi Barat pada Juli nanti? Kemungkinannya ada dua. Pertama, Israel menyerap secara positif reaksi tiga kekuatan dunia selain Amerika itu: Cina, Rusia, dan Eropa. Kedua, Israel hanya menjadi papan catur bagi skenario besar akhir dunia.
Jika yang akan terjadi karena sebab akibat yang kedua, maka dunia akan memasuki perang dunia ketiga. Bukan antara Cina Amerika atau Rusia Amerika. Tapi, dunia Islam dan anti dominasi Amerika dengan kekuatan pendukung Yahudi. Semoga bukan ini yang akan terjadi. (Mh)