ChanelMuslim.com – Di tengah pandemik Covid-19, pemerintah kampanyekan penggunaan masker kain sebagai alternatif masker medis bagi masyarakat. Pemakaian masker kain ditujukan untuk menekan penyebaran virus Covid-19.
Kebutuhan akan masker kain yang meningkat drastis berupaya dipenuhi oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di bidang fashion. Tak terkecuali, Desainer Wignyo Rahadi yang turut tergerak untuk merilis produk masker tenun melalui brand Tenun Gaya.
“Koleksi masker ini terbuat dari tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) jenis spunsilk dobi dengan kombinasi ragam warna dan corak bernuansa etnik kontemporer, antara lain modifikasi kawung. Serta diberi sentuhan tenun ATBM aksen full bintik dan salur bintik yang menjadi signature dari brand Tenun Gaya,” ujarnya Wignyo terkait koleksinya.
[gambar1] Wignyo Rahadi
Melalui produk masker tenun ini, Desainer Wignyo sekaligus menggagas program donasi.
“Bulan Ramadan tahun ini bersamaan dengan pandemik Covid-19 yang berdampak pada perekonomian nasional dan berbagai sektor usaha. Termasuk pelaku UKM di bidang fashion. Masyarakat di daerah pun terkena dampak pandemik ini, seperti di lingkungan sekitar workshop Tenun Gaya di Sukabumi yang banyak kehilangan pekerjaan dan penghasilan. Untuk itulah, kami beritikad menggalang donasi dari konsumen melalui produk masker tenun,” papar Desainer Wignyo.
Dengan membeli satu set produk masker tenun yang terdiri dari tiga buah masker senilai seratus ribu rupiah, maka pembeli dapat sekaligus berdonasi.
“Hasil penjualan produk masker ini akan didonasikan berupa sembako yang didistribusikan di sekitar workshop Tenun Gaya yang berada di Desa Padaasih, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat, setiap hari Jum’at selama bulan Ramadan. Dirancang dengan konsep patchwork bernuasa etnik kontemporer, setiap produk masker tenun ini memiliki kombinasi motif yang berbeda, sehingga dapat dikoleksi,” tutup Wignyo terkait rancangan maskernya.
TENTANG DESIGNER
Wignyo Rahadi yang telah mendirikan usaha tenun dengan brand Tenun Gaya pada tahun 2000, konsisten mengembangkan desain dan teknik kerajinan tenun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang mengangkat inspirasi dari motif kain dan kerajinan tradisional dengan sentuhan modern agar dapat diterima oleh lintas generasi. Inovasi tanpa henti yang dilakukannya telah menciptakan motif tenun ATBM dengan ciri khas etnik kontemporer. Wignyo kerap bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari instansi pemerintah, korporasi swasta, maupun asosiasi atau lembaga swadaya masyarakat, dalam memberdayakan ketrampilan terkait tenun dan desain para pengrajin di sejumlah daerah. Komitmen Wignyo dalam membina para pengrajin tenun di berbagai daerah mendapat penghargaan dari pemerintah berupa UPAKARTI kategori Jasa Pengabdian pada bidang usaha pengembangan industri tenun tahun 2014.
Selain itu, dedikasinya dalam merevitalisasi kerajinan tenun pun telah menuai berbagai apresiasi dari tingkat nasional hingga internasional, di antaranya penghargaan Pemenang Lomba Selendang Indonesia 2019 dan 2018 oleh Adiwastra Nusantara Kategori Selendang Tenun Katun, Dekranas Award 2017 Karya Kriya Terbaik Kategori Tekstil, World Craft Council Award of Excellence for Handicrafts: South-East Asia Programme 2014, UNESCO Award of Excellence for Handicrafts: South-East Asia Programme 2012, dan lainnya. Wignyo turut aktif di sejumlah asosiasi, antara lain sebagai Staf Ahli di Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) periode 2019-2024 dan sebagai National Vice Chairman Indonesian Fashion Chamber di bidang Institution Relations periode 2019-2024.
[jwt/rilis]