ChanelMuslim.com – Desainer Elkana Gunawan Tanuwidjaja, anggota Indonesian Fashion Chamber Semarang Chapter berpendapat bahwa pandemi Covid-19, membuat tren berbelanja masyarakat ikut berubah. Dalam kondisi seperti ini, orang-orang melakukan belanja secara online, baik itu melalui media sosial maupun market place.
“Hal ini dinilai lebih praktis dan aman. Dengan meningkatnya minat masyarakat untuk berbelanja secara online, para desainer busanapun ikut merancang berbagai strategi promosi secara daring guna menarik minat konsumen,” sebut Elkana yang terkenal dengan rancangan ethnicnya.
[gambar1] IG @elkanagunawan
Untuk menyiasati penurunan omzet, Elkana Gunawan membuat strategi marketing online, yaitu ‘’Belanja Dari Rumah Dengan Harga Lockdown’’. Dirinya memberikan harga diskon untuk jaket/semi jaket dari bahan batik Cirebon cap-tulis yang dilengkapi dengan masker berbahan senada jaket. Pada kondisi normal, ia menjual busana tersebut dengan harga mulai Rp.700.900.
‘’Khusus untuk harga lockdown, saya jual jaket dengan harga mulai Rp 450.000. Begitu juga kemeja batik lengan panjang yang dilengkapi dengan masker, saya jual dengan harga mulai Rp 450.000,’’ katanya dalam siaran tertulisnya yang diterima chanemuslim.com.
Selain membuat program ‘’Belanja Dari Rumah Harga Lockdown’’, Elkana juga memanfaatkan celah yang dibutuhkan orang di tengah pandemi Covid 19.
‘’Kita belum tahu kapan wabah akan berakhir, sementara kebutuhan orang terhadap masker semakin tinggi, dan beberapa waktu lalu, ketersediaan masker sempat langka. Melihat kondisi tersebut, saya ikut memproduksi dan menjual masker kain dua lapis batik motif harga Rp 75.000/lusin,’’lanjut Elkana.
Elkana menyebut semakin ke sini, masker tidak hanya dibutuhkan sebagai langkah antisipasi kesehatan. Namun, orang sudah menjadikannya sebagai bagian dari gaya berbusana.
‘’Karena ada peraturan setiap orang harus pakai masker, mau tak mau masker, selama masa pandemic, setiap hari harus memakai masker. Orang-orang ingin tetap tampil keren meski bermasker. Maka saya buatlah masker batik untuk menyiasati penampilan agar tidak bosan memakai masker yang itu-itu saja,’’ tambah Elkana.
Elkana menyebutkan, di masa yang penuh ketidakpastian ini, desainer atau pemilik brand fashion harus membuat komunikasi lebih intens dengan pelanggan setia.
‘’Yakinkan pelanggan bahwa kita masih terus memberikan layanan terbaik. Kirim pesan lewat broadcast WhatsApp, posting di Facebook, ataupun Instagram, yang masih menjadi pilihan paling mudah,’’ ungkapnya.
Selain memberikan diskon atau harga special terhadap produk, desainer juga bisa melakukan strategi lain, misalnya menggratiskan ongkos kirim, memberikan bonus, misalnya beli jaket bonus 1 masker, dan sebagainya.
Elkana mengungkapkan yang terpenting dalam menghadapi krisis seperti ini adalah jangan panik dan tidak menyerah.
‘’Tetaplah tenang agar kita bisa melakukan perhitungan dan menyusun strategi pemasaran produk yang efektif meski pembeli mulai jarang. Ingatlah bahwa kita tidak menghadapi kesulitan ini sendirian,’’tutup Elkana memotivasi. [red]