ChanelMuslim.com- Cerita keprihatinan terus bergulir di Jakarta terkait wabah corona. Setidaknya, sudah 885 warga ibu kota positif terpapar, 90 meninggal dunia, 1300 orang dalam perawatan, dan 707 masih antre menunggu hasil laboratorium.
Dari angka nasional sebesar 1790 yang positif corona, lebih dari separuhnya merupakan warga Jakarta. Gubernur DKI, Anies Baswedan, juga menambahkan bahwa lebih dari 200 warganya yang meninggal dalam kurun satu bulan dengan perlakuan standar pasien positif corona. Meskipun, mereka belum diketahui pasti sudah terpapar.
Angka lain yang tidak kalah memprihatinkan adalah tidak kurang dari 61 tim medis yang terpapar wabah corona dan sebagiannya meninggal dunia.
Prosentase pasien positif corona yang meninggal dunia di Jakarta berada di angka 10 persen. Angka ini sangat memprihatinkan. Anies mengkalkulasi, angka kematian ini lebih dari dua kalinya angka prosentase global yang berjumlah 4,4 persen.
Belum lagi soal biaya yang terus membengkak yang ditanggung 70 rumah sakit yang menangani pasien corona. Dan, mayoritas dari rumah sakit itu adalah swasta di mana operasionalnya sangat bergantung pada aliran dana dari pasien. Kalau pengurusan dari lembaga seperti BPJS mengalami kemacetan, akan ada masalah besar di rumah-rumah sakit tersebut.
Selain itu, potensi dampak sosial kian hari mulai terlihat di Jakarta sebagai imbas dari penurunan kemampuan ekonomi warga. Tidak tertutup kemungkinan, jika kurang mendapatkan perhatian serius, akan terjadi “ledakan” sosial besar di ibu kota.
Antara lain, potensi lonjakan tingkat kriminalitas, frustasi massal dari warga yang menggantungkan ekonominya secara harian, dan korban pemutusan hubungan kerja yang tak lagi terbendung.
Jika tidak ditangani secara serius, tidak tertutup kemungkinan, masalahnya bukan lagi tentang wabah corona, melainkan tentang kemarahan rakyat yang frustasi dengan keadaan ekonomi yang kian mencekik.
Media mencatat, sudah beberapa upaya strategis dari pihak pemprov DKI untuk mengurangi angka warga yang terpapar corona. Mulai dari social distancing melalui berbagai kebijakan berupa belajar dan bekerja di rumah serta pengurangan sarana transportasi umum, menghentikan kerumunan massa tanpa pandang bulu, dan yang terakhir, mengurangi aliran masuk dan keluar warga dari dan ke Jakarta melalui sektor perhubungan darat.
Sayangnya, sebagiannya dianulir oleh pemerintah pusat. Melalui rapat jarak jauh dengan Wapres, KH Ma’ruf Amin, Anies Baswedan juga mengajukan ulang proposal tentang urgennya Jakarta diberlakukan karantina wilayah. Tapi lagi-lagi, jawabannya belum ada yang pasti.
Bulan April ini merupakan momen merebaknya budaya pulang kampung. Inilah momen yang paling dikhawatirkan pemda dan warga di luar Jakarta di tengah pandemi corona. Wabah corona yang besar di Jakarta sangat berpotensi akan mengalir ke seluruh daerah tujuan pulang kampung.
Jakarta, oh Jakarta! Ternyata, bencana besarmu bukan dari banjir atau gempa. Tapi dari tak terbendungnya serangan wabah corona. (Mh)