ChanelMuslim.com – Aliansi Cerahkan Negeri (ACN) melakukan pertemuan dengan Koordinator Pusat Indonesia Tanpa JIL (ITJ), (14/3). Pertemuan ini mengundang seluruh Koordinator ITJ Chapter Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Pertemuan malam itu diawali dengan pembahasan strategi dakwah dan isu-isu yang menjadi fokus ITJ di sepanjang tahun 2020. Randy Iqbal, Koordinator Pusat Indonesia Tanpa JIL menyampaikan bahwa isu-isu yang akan dicounter oleh ITJ masih seputar penyakit akidah yakni SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme).
“Kalau umat muslim terutama pemudanya masih abai dengan isu-isu perempuan dan keluarga, bonus demografi 2030 bisa menjadi ancaman untuk perjuangan dakwah dan ketahanan keluarga di Indonesia,” tegas Randy.
Namun, ia menambahkan bahwa terdapat irisan isu yang juga menjadi pembahasan dan konsen Aliansi Cerahkan Negeri (ACN), yakni isu mengenai feminisme, gender dan LGBT.
Eric, Koordinator ACN mengamini hal tersebut, ia mengatakan bahwa isu-isu perempuan sedang menjadi fokus banyak pemuda kali ini dan bukan hanya perempuan yang terlibat di dalamnya, melainkan juga banyak laki-laki.
“Pada umumnya laki-laki yang menyepakati konsep feminisme khususnya kesetaraan gender adalah mereka yang baru memahami kesetaraan gender pada batas sebuah konsep menyamakan hak antara laki-laki dan perempuan di ranah domestik, juga publik. Padahal konsep feminisme dan kesetaraan gender yang mereka perjuangkan bisa dibilang berpusat pada seksualitas,” ungkap Eric.
Ia juga mengungkapkan bahwa banyak juga laki-laki yang mengetahui perkara konsep feminisme terhadap seksualitas tersebut.
“Tak sedikit laki-laki menggunakan hal ini guna memperdaya perempuan untuk melakukan konsensual seks, kita dapat menemukan fenomena ini sudah marak terjadi di dunia maya,” lanjutnya.
Di tengah-tengah diskusi, Randy juga menyampaikan kegelisahannya mengenai komunitas LGBT yang sekarang marak di tengah masyarakat, “Mereka bisa dibilang sudah tidak sembunyi-sembunyi lagi sih, meskipun begitu sembilan dari sepuluh pelaku LGBT yang pernah berkomunikasi dengan saya menyatakan ketidaksepakatan mereka tentang kampanye-kampanye LGBT di ruang publik, karena mereka sadar apa yang mereka lakukan itu salah.”
Randy mengungkapkan bahwa sebenarnya para pelaku LGBT merasa malu dengan kegiatan aktivisme yang memaksakan legalisasi komunitas pelangi ini, sehingga hal tersebut semakin meyakinkan dirinya bahwa pergerakan LGBT memiliki agenda tersendiri dan pasti ada tangan tak terlihat yang menggerakkannya.
“Memang sudah jelas pergerakan LGBT ini ada yang menggerakkannya, bahkan mendapatkan kucuran dana yang tidak sedikit. Sehingga, intervensi yang dilakukan juga sampai ke tataran rancangan undang-undang di Indonesia. Kita masih harus mewaspadai RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, RUU Kesetaraan Gender, bahkan amandemen Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang masih menjadi target feminis,” ungkap Eric yang sempat beberapa kali memimpin aksi penolakan RUU P-KS di Jakarta.
Di penghujung pertemuan malam itu, Eric menyampaikan bahwa salah satu fokus Aliansi Cerahkan Negeri adalah mendukung RUU Ketahanan Keluarga. Ia mengatakan bahwa RUU tersebut menyasar kepada penguatan nilai-nilai agama, moral dan budaya Indonesia dalam tataran keluarga.
“Saya rasa saya sepakat dengan hal tersebut, karena hampir semua orang-orang yang kini menjadi pelaku penyimpangan orientasi seksual (LGBT) adalah orang-orang yang keluarganya bermasalah. Kita perlu mendukung RUU Ketahanan Keluarga dan melakukan hal-hal strategis untuk mendukungnya dengan dibungkus dengan kemasan yang milenial tentunya,” pungkas Randy.[Wnd/rls]