ChanelMuslim.com – Berita penculikan akhir-akhir ini membuat para Ibu di Indonesia menjadi resah dan khawatir terhadap anak-anaknya. Namun, Ibu dapat belajar dari Cld (13) seorang siswi kelas 6 SDN Kandangjati Kulon 1, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo bagaimana ia dapat lolos dari usaha penculikan terhadap dirinya saat berangkat ke sekolah.
Pada Rabu (13/2), Cld berjalan kaki ke sekolah pada pukul 6.30 pagi. Jarak dari rumah Cld ke sekolah sekitar 200 meter. Namun, baru berjalan 100 meter dari rumah, sebuah mobil berwarna hitam melintas dan berhenti di pinggir jalan tepat di depan gudang tembakau milik Matruki, Jalan Argopuro, Kelurahan Kandangjati Kulon. Cld pun tidak curiga sama sekali. Dia terus saja berjalan melewati mobil itu.
“Di tengah jalan antara rumah dan sekolah, ada mobil berhenti. Karena tidak curiga, anak itu terus jalan,” kata Syafi’i, Ketua RT 8, tempat tinggal korban.
Dari mobil itu, lantas turun seorang lelaki berperawakan agak gemuk. Dan tiba-tiba saja, lelaki itu mendekap korban dari belakang. Merasa takut dan kaget, korban pun langsung berontak. Sebab, lelaki itu tidak dikenalnya. Dengan cepat, korban langsung menggigit tangan pelaku dan menginjak kakinya.
“Karena korban berontak, kemudian dekapan pelaku itu lepas sehingga bocah itu bisa melarikan diri,” katanya.
Berdasarkan keterangan Cld pada Syafi’i, di dalam mobil itu ada empat orang. Mereka semuanya laki-laki.
Cld saat itu tidak berteriak, tapi ia langsung melarikan diri. Dia berlari menuju sekolahnya yang jaraknya sekitar 100 meter dari tempat kejadian.
“Korban sambil menangis masih bisa melihat orangnya. Tapi, namanya anak kecil ketakutan, langsung berlari menyelamatkan diri,” tambah Syafi’i.
Penjelasan serupa diutarakan Kepala SDN Kandangjati Kulon 1 Djuhari (57). Warga Desa Alassumur Kulon, Kraksaan, itu mengaku dirinya sebenarnya tidak tahu langsung percobaan penculikan itu. Sebab, dia sedang takziah pagi itu. Saat kembali ke sekolah sepulang takziah, dirinya mendapat laporan dari guru kelas korban, Supriyoko.
“Saya diberitahu guru kelasnya bahwa siswi saya jadi korban percobaan penculikan. Setelah itu saya minta segera melapor ke ke kepolisian, ” tutur Djuhari.
Saat itu juga, ketiganya yaitu Djuhari, Cld, dan guru kelas Supriyoko melapor ke Polsek Kraksaan. Laporan mereka diterima sekitar pukul 09.00. Pada petugas kepolisian, Cld bercerita dengan tenang dan lancar.
“Kayaknya bukan mengada-ngada ya. Dia lancar ceritanya kepada polisi. Dan dia cerita kepada temannya pagi itu juga menangis,” katanya.[ind/Radar Bromo]