ChanelMuslim.com – Kemanusiaan warga Langsa Aceh memang patut diapresiasi oleh masyarakat Indonesia. Tanpa pikir panjang mereka menerima dan mengulurkan tangan mereka kepada muslim Rohingya yang diusir dari tanah air mereka.
Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bagi Usman Abdullah mendapat ‘warga’ baru. Pada Mei 2015 ribuan muslim etnis Rohingya dari Myanmar maupun Bangladesh berbondong-bondong menepi pada pesisir pantai Langsa. Dengan kondisi yang kelaparan, mereka terjun dari perahu untuk segera mencapai pesisir. Beberapa di antara mereka ada pula yang sambil menggendong anak di punggungnya. Hal yang lebih memprihatinkan lagi, kondisi tubuh para pencari suaka ini begitu kering kerontang.
Diiringi rasa kemanusiaan, masyarakat pesisir Langsa yang kala itu sedang menyiapkan perahu mereka, bersegera membawa ‘warga’ baru tersebut. Mereka dirawat dan diberi makan selayaknya saudara sendiri. Setelah tiga hari, barulah bantuan datang.
Selain warga pesisir yang siap, Walikota Langsa pun bergerilya memberikan bantuan. Tidak mungkin pengungsi yang begitu banyak harus diungsikan di rumah warga setempat. Tanpa melalui persetujuan pemerintah, Usman Abdullah, Walikota Langsa, menyediakan lahan untuk tempat penampungan sementara pengungsi Rohingya.
Sambil menunggu keputusan pemerintah pusat, Usman memikirkan tentang pendidikan anak-anak pengungsi Rohingya. Walau tidak mendapat pendidikan di sekolah formal, namun proses belajar mengajar tetap harus diperhatikan. Oleh karena itu dibuatlah sekolah dengan relawan sebagai pengajarnya.
“Sejauh ini kita pikirkan pendidikan terhadap anak-anak yang masih kecil-kecil, masih ada anak-anak balita yang butuh pendidikan dan sebagainya yang harus kita tangani. Jangan sampai mereka hidup di camp pengungsi seperti hidup dalam penjara sehingga secara psikologis anak-anak ini nanti setelah dewasa tidak bisa berpikir untuk menyesuaikan diri, persiapan untuk menghadapi masa depan mereka. Jadi harus kita bekali dengan pendidikan karena mereka itu muslim, pendidikan agama, mereka harus bisa baca tulis huruf al-qur’an. Walaupun tidak sekolah formal tapi mereka mengerti baca tulis al-quran”, jelas Usman
Atas dasar inilah Usman Abdullah mendapat penghargaan Dompet Dhuafa Award 2015 kategori Kemanusiaan. Melalui sambutannya, Usman menyampaikan bahwa sesungguhnya ia kurang layak mendapatkan penghargaan yang diberikan oleh lembaga kemanusiaan yang telah berdedikasi lebih dari 2 dekade dalam bidang kemanusiaan ini.
“(Saya) Bahagia karena mendapatkan (penghargaan) ini. Tapi ini tidak selayaknya untuk saya. Tapi yang lebih berhak saat ini adalah pada warga Langsa, masyarakat nelayan tradisional kita-lah yang berhak mendapatkan ini. Tapi mungkin saya mewakili mereka,” pungkasnya tersenyum.(jwt/dompetdhuafa)