ChanelMuslim.com – Desa Gane luar merupakan salah satu dari lima belas desa yang paling parah terdampak gempa di Kab. Halmahera Selatan, Prov. Maluku Utara, sejak Juli 2019.
Kondisi desa Gane luar bertambah parah karena situasi geografis yang sulit dilalui saat ingin memberikan bantuan dan tanggap bencana.
Kendati demikian, tidak memadamkan tekad AQL Peduli mendampingi par penyintas gempa di sana. Koordinator Tim Lokal AQL Peduli, Ustaz Sufri menjelaskan beberapa kendala yang dihadapi tim bantuan, diantaranya adalah akses jalan menuju desa Gane Luar serta tiga lokasi tenda pengungsian.
"Desa Gane luar terisolasi, hanya bisa dilalui dari laut menggunakan kapal, sementara bila memaksa dari darat melalui Halmahera tengah, hanya bisa melewati jalan setapak menggunakan sepeda motor. Ada juga dengan kendaraan spesifikasi khusus harus melalui perkebunan sawit yang jalannya tidak normal," kata Ustaz Sufri di Pulau Bacan, Jumat (18/10).
Kondisi geografis yang berat tersebut, salah satu penyebab NGO dan lembaga lain enggan atau sulit masuk ke Gane Luar. Walaupun, lanjut Sufri, di awal-awal masa tanggap bencana sejumlah lembaga masih menyempatkan diri memberi bantuan ke Gane Luar.
"Awal-awal memang beberapa lembaga sempat menyalurkan bantuan ke Gane Luar, tapi bisa dipahami kondisi akses jalan yang sulit mengurangi kemampuan mereka ke Gane Luar," ucapnya.
Selain akses sulit ke Gane, imbuh Sufri, transportasi yang memungkinkan ditempuh juga berbiaya mahal. Penggunaan Kapal laut dari segi sewa atau konsumsi bensin cukup mahal menuju Gane Luar.
Apalagi, katanya lagi, di awal-awal pasca terjadi bencana, ada oknum-oknum pemilik kapal yang mencari kesempatan dalam kesempitan.
"Pernah ada lembaga kemanusiaan mau sewa kapal kena biaya 30 Juta, hanya untuk angkut bantuan sekitar 4 ton. Ini buat relawan lain kapok dan warga marah pada saat itu," ujar penduduk Pulau Bacan itu.
Kondisi serupa juga pernah dialami oleh tim AQL Peduli di masa awal mereka ke Gane Luar, sebagian masyarakat mengira bantuan dari AQL Peduli berasal dari pemerintah. Sehingga, beberapa oknum masyarakat memaknai situasi untuk mencari keuntungan lebih.
"Pernah kita pinjam motor untuk angkut barang ternyata kena 600 ribu, hehe. Padahal, kita bantu mereka, ya ganti-ganti bensin bisa. Tapi, dikenai segitu berat kita. Akhirnya, kita terangkan ke masyarakat, mereka mau berubah," beber Sufri.
Visi Dakwah
Sufri menegaskan, kondisi Gane Luar yang terisolir dan sulit aksesnya. Justru membangkitkan AQL Peduli untuk mendampingi masya Gane Luar hingga pulih dari situasi bencana.
"Sejak bulan Juli, kita (AQL Peduli) terus mengawal dan memberi bantuan ke Gane. Sudah tiga gelombang kita kirim bantuan, besok (sabtu, 19/10) gelombang keempat kita kirim bantuan," katanya.
Selain memberi bantuan material, AQL Peduli memberi bantuan spiritual, lalu mengembangkannya di sana. Menurut Sufri, ada empat anggota tim AQL Peduli yang ditempatkan di Gane Luar. Dua diantaranya adalah santri dari Pondok Pesantren Salman Al Farisi milik Ketua Dewan Syuro Dewan Dakwah H. Drs Ridwan Ilyas. Para santri itu setiap dua minggu diganti oleh santri lainnya.
"Visi kami dakwah, kita sudah mengadakan tanah untuk dibangun pusat pendidikan agama di Gane Luar," ujarnya.
Sambung Sufri, para santri dan tim AQL Peduli memberikan bimbingan agama kepada para pengungsi di tenda-tenda. "Pengungsi bukan hanya bergantung soal bantuan materil, kadang kalau kita pulang mereka juga merasa kehilangan dukungan moril," terangnya.
Rencananya, Sabtu Pagi (19/10) pendiri AQL Peduli Ustaz Bachtiar Nasir akan melepas 'Kapal Bantuan Pangan' untuk Gane Luar. Pelepasan secara resmi dilakukan Pelabuhan Babang, Pulau Bacan.
Sejumlah pejabat, ormas dan tokoh masyarakat setempat diundang hadir menyaksikan pelepasan 'Kapal Pangan' tersebut, diantaranya adalah Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba. [ah/rilis]