SIAPA Shilah bin Asyam? Dirawikan dari Nabi, bahwa Beliau pernah bersabda, “Kelak di dalam umatku akan ada seorang laki-laki yang dipanggil dengan nama Shilah, yang dengan syafaatnya akan masuk surga ini dan itu.” (HR. Ibnu Sa’ad)
Ia meriwayatkan hadits dari Hasan, Hamid bin Hilal, Tsabit Al-Banani, dan lainnya.
Baca Juga:Singa yang Menyembunyikan Kukunya
Shilah bin Asyam, Singa pun Menuruti Perkataannya
Nama lengkapnya Shilah bin Asy Am, biasa dipanggil Abu Shahba’. Ia adalah suami dari Mu’adzah Al-‘Adawiyah, wanita yang riwayat-riwayatnya diriwayatkan oleh pengarang Kutub As-Sittah.
Suatu hari, ada seorang laki-laki yang mengabarinya tentang berita kematian saudara laki-lakinya. Shihah menjawab, “Saudaraku itu telah mengabari tentang berita (akan) kematiannya sejak lama. Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu, akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).” Az-Zumar:30)
Suatu hari, ada seorang laki-laki yang melihatnya sedang shalat setelah istirahat dari sebuah pertemuran di Kabul. Tiba-tiba muncullah seekor singa menghampirinya.
Seusai shalat, ia mengatakan kepada singa tersebut, “Hai binatang buas, carilah makananmu di tempat lain.” Sesudah itu, singa tersebut pergi.
Pada pagi harinya, ia bertasbih dengan model tasbih yang belum pernah didengar oleh orang sebelumnya.
Kemudian ia berkata, “Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari api neraka atau pantaskan orang sepertiku berani memohon surga kepada-Mu?!”
Suatu ketika, ia ikut maju ke medan tempur. Saat perang berkecamuk, ia mengatakan kepada anaknya yang juga ikut berperang, “Wahai anakku, majulah ke medan tempur dan perangilah pasukan musuh sampai aku bersabar atas kesyahidanmu!”
Anaknya pun maju ke medan tempur dan berperang dengan gagah berani hingga akhirnya ia gugur sebagai pahlawan syahid.
Kemudian Shilah pun maju ke medan tempur dan akhirnya ia pun gugur dalam pertempuran tersebut sebagai pahlawan syahid.
Setelah keduanya gugur di medan perang, beberapa orang wanita datang melayat ke rumah Mu’adzah, isteri Shilah. “Selamat datang bila kalian datang ke rumahku untuk menyampaikan ucapan selamat. Tapi jika kalian datang ke rumahku untuk menyampaikan ucapan selainnya, maka lebih baik kalian pulang saja,” kata Mu’adzah kepada para pelayat.
Ia gugur sebagai syahid dalam sebuah pertempuran di Sajistan tahun 93 H pada masa kepemimpinan Al-Hajjaj bin Yusuf. [Cms]
(Sumber: Tokoh-Tokoh Islam Sepanjang Sejarah, Syaikh Muhammad Said Mursi, Pustaka Al-Kautsar)